Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Tentang Sebuah Negeri

14 April 2016   13:17 Diperbarui: 15 April 2016   08:00 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengarlah Nak, dengarlah Sayang. Meski lelah perjuangan begitu panjang. Namun tangis ibu pertiwi tak lagi berkumandang. Terbebas tangan leluasa berdendang. Lepas belenggu kaki lentik langkah dalam derap riang. Sirene bahagia tak putus melantun girang.

Negeri… menang.

 

Tidak adakah lanjutan kisahnya, Kek? Ayolah Kek, kami masih betah duduk berjongkok di hadapanmu.

Bagaimana dengan negeri itu, Kek? Apa rakyatnya jadi bahagia, Kek?

 

Tentu saja bahagia! Bodoh kau… benarkan, Kek?

Kek… kenapa Kakek diam?

 

Baiklah, Nak. Maafkan Kakek, ma—ta Kakek… kemasukan debu.

Rapikan lagi duduk kalian…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun