“Gimana, Dek?” tanya sang suami pada istrinya kala baru pulang mengais rezeki malam itu.
Sang istri cepat-cepat mengusap air matanya, mencoba hadirkan senyum manis kepada sang suami.
“Udah, Bang,” sahut sang istri. “Tadi udah dibawa…”
“Dibawa ke mana?” selidik sang suami saat mendapati sang istri seperti ragu-ragu. Kemudian mencoba merasakan panas tubuh sang bayi dengan tangannya.
“Ke… klinik.”
“Laah…?”
Sang istri kemudian menceritakan perihal “penolakan” petugas Puskesmas pagi tadi. Dan itu, langsung saja membangkitkan amarah sang suami. Sang suami berniat akan melabrak petugas-petugas Puskesmas tersebut, kapan perlu malam itu juga. Ia sedikitnya tahu satu-dua orang petugas Puskesmas tersebut.
Namun, dengan berurai air mata, sang istri menghalangi langkah sang suami. Ia tahu pasti watak suaminya. Dan yang pasti, akan terjadi pertengkaran nantinya. Seseorang pasti terluka, begitu pikir sang istri.
Malam itu, umpatan kekesalan sang suami pada petugas Puskesmas selalu terdengar untuk beberapa jam lamanya.
“Pakai uang siapa?” tanya sang suami setelah emosinya mereda.