Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

Descendant

2 Februari 2016   17:32 Diperbarui: 3 Februari 2016   04:03 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Me—mermaid…” ucap beberapa mulut.

Hanya ada satu orang saja yang justru menanggapi kemunculan Dayinta Bombang adalah satu peluang.

“You, lit-mother-f…” pria dengan setelan putih-putih merampas satu senjata dari tangan pria berpakaian hitam-hitam—senjata laras panjang. “Eat this, you bastard…!!!”

Pria yang adalah pimpinan dari “rombongan” tersebut, melepas rentetan tembakan ke arah Dayinta Bombang yang masih menggantung di udara.

Seakan tersadar dan mendapat komando, pria-pria lainnya pun menembaki sosok yang terlihat anggun tersebut.

Segurat ketenangan terukir indah di bibir Dayinta Bombang. Sepasang mata tiba-tiba terbuka, bola mata berubah semerah darah. Dua tangan terbentang rendah, sama mengepal. Begitu gaya gravitasi mengambil alih, Dayinta Bombang menukik dengan kepala di bawah. Dan tubuh berputar kencang layaknya kitiran diterpa angin kencang, dengan kedua tangan menyilang di dada.

Butiran-butiran air laut yang akhirnya turut diseret gravitasi, seakan tertarik ke pusaran tubuh Dayinta Bombang. Semakin lama semakin banyak dan menyatu, menjadi pelindung pada tubuhnya. Berputar dan berdesing kencang. Kini tubuh yang akan kembali ke permukaan laut itu tak ubahnya sebuah cakram yang diputar seseorang.

Ratusan peluru yang menjadikan tubuh dara—sekarang berusia 23 tahun—itu, seolah membentur lempengan baja. Berdesing, berdenting, dan melenceng ke berbagai arah.

Hanya sejangkauan tangan lagi tubuh berputar itu akan kembali ke dalam laut, Dayinta Bombang menyentakkan kedua tangan, mengembang ke samping, bersamaan itu ratusan butir air laut yang ikut berputar di tubuhnya melesat kencang.

Belasan tubuh terhenyak ditembus butir-butir air yang lebih keras dari peluru di senjata mereka. Ambruk, dan tak lagi bergerak. Sebagian, terjun bebas ke permukaan laut, dan hening. Dayinta Bombang kembali menghilang ke dalam laut bersama cipratan air laut yang menutupi pandangan beberapa pria bersenjata.

“Goddamnit…!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun