Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

The Most Glorious Woman in the World

1 Januari 2016   17:42 Diperbarui: 1 Januari 2016   18:03 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, Maryam kecil kehilangan panutan, pada sosok ayahanda yang teladan. Imran telah lebih dulu dipanggil Tuhan, meninggalkan Maryam dalam pangkuan.

Hannah teringat akan janji nazar yang pernah diikrarkan. Manakala Maryam telah melewati masa sapihan, Hannah mengantarkan Maryam kepada iparnya—Zakariyya Alaihi Salam, memenuhi janjinya pada Sang Pemilik Kehidupan. Maka semenjak itu, Maryam putri Imran dipelihara dan dibesarkan dalam lingkungan yang menganut kuat ajaran Tuhan.

Beranjak dewasa Maryam putri Imran tumbuh menjadi gadis manis nan menawan. Tidak saja pada paras bak teduhnya rembulan, namun pula tingkah laku dan budi pekerti yang termuliakan. Gadis perawan yang begitu soleh dalam ajaran. Selalu membantu sang paman, Zakariyya Alaihi Salam. “Memperindah” tempat ibadah.

Pernah Nabiyullah mendapati begitu banyak makanan dalam kamar sang keponakan, sedang ia tahu Maryam tiada pernah keluar dari rumah ibadah, dan tiada pula sekeping dirham. Maka bertanyalah Nabiyullah pada Maryam.

“Duhai Putri Imran, dari manakah gerangan makanan yang banyak ini? Siapakah yang memberi kepada engkau, duhai anak?”

“Sesungguhnya, wahai Pamanku, Nabiyullah. Adalah Jibril Alaihi Salam yang selalu membawakan makanan untukku. Dan sesungguhnya, Allah Tuhanmu, Tuhan bagi Ibu-bapakku dan Tuhan juga bagiku, memberikan apa-apa yang Ia mau kepada siapa saja yang Ia kehendaki.” Begitulah jawab Maryam putri Imran dalam ketaatan yang tak terbantahkan.

Zakariyya Alaihi Salam tersenyum menanggapi. Tiada lagi perlu bertanya, tak elok berburuk sangka, sabab ia saja meyakini kekuasaan Allah hingga menjadi salah satu Rasul-Nya.

Kian hari keelokan paras dan tingkah laku serta kesolehan Maryam menjadi kabar indah di telinga banyak orang tua. Bak bisikkan dari syurga bila bisa menjadikan gadis itu menantu di rumah mereka.

Hinggalah pada suatu malam, Maryam putri Imran beranjak menuju kamar mandi, niat membasuh diri demi melanjutkan bacaan, pada apa-apa ajaran yang disampaikan sang paman, melanjutkan Zabur hingga Taurat dalam pegangan.

Namunnya niat dihentikan, sebab Malaikat agung datang menjelma—Jibril Alaihi Salam dalam wujud indahnya. Datang menyampaikan risalah-Nya.

“Sesungguhnya aku berlindung kepada Yang Mahapengasih terhadap gangguanmu. Dan pergilah engkau fulan bila nama Allah mengurungkan niat jahatmu,” seru Maryam setengah ketakutan, menyangka yang menghadang adalah seseorang berniat tak baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun