Ando Ajo, no urut: 05.
Grumpyaaanggg…
“Mampus lu, kodok buduk… kutu kuprettt… bajing—“
Sepasang mata Benjo membelalak lebar, seolah melompat keluar dari rongganya. Tadinya Benjo akan meneriakkan; Bajing kering, tapi itu tertahan di rongga tenggorokannya.
“Ape, haa? Bajing apeee…?”
“Kagak,” Benjo menelan ludah, tubuh setengah telanjang bermandikan keringat. “Eeh… Ki Plenyun mane, Nyak? Setan Ngompol haihhh… salah, Setan Jempol ngumpet di mane?”
“Ki Plenyun, apaan?”
Grumpyaaanggg…
Sekali lagi, kaleng bekas—yang pernah dengan bangganya berisi—biskuit itu dipukul kencang oleh Mpok Ipeh dengan sendok penggorengan, tepat di depan wajah Benjo.
“Mampus—“ Benjo mendekap kencang mulutnya, sebelum kata-kata latah itu meluncur lebih jauh. “Nyaaak…!”