Mohon tunggu...
Ando Ajo
Ando Ajo Mohon Tunggu... Administrasi - Freelance Writer

Asli berdarah Minang kelahiran Melayu Riau. Penulis Novel Fantasytopia (2014) dan, Fantasytopia: Pulau Larangan dan Si Iblis Putih (2016). Find me at: andoajo.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fikber 3] Apes di Gue

23 November 2015   13:49 Diperbarui: 23 November 2015   15:04 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang bapak menoleh, namun saat Benjo menyerahkan bekal dalam keresek hitam itu, sang bapak justru bersurut sambil menjulurkan tangannya.

Kening Benjo berkerut empat belas kerutan. “Apaan seh, Beh?”

“Elu gak lagi ngigo, kan?” sahut sang bapak dengan memasang kuda-kuda silat. “Ape si manyun… ppuahh, si Plenyun lagi besarang di badan lu?”

“Set—dah,” dengus Benjo menahan geli. “Ntu pan tadi, Beh. Lagian, kebawa mimpi. Norak banget, seh?”

Ngomong-ngomong soal Ki Plenyun, Benjo jadi tercekat, menelan ludah, cemas, dan lain-lain dan sebagainya dan seterusnya saat bertatapan dengan teman ngobrol bapaknya itu—Pakde Darmin.

Pakde Darmin memandang Benjo dengan seringai tipis di sudut bibir—sebenarnya sih, pria ini bermaksud menyapa Benjo dengan senyumannya, berhubung beberapa giginya sudah ada yang lepas, jadilah kelihatan seperti menyeringai licik.

Gak, gak mungkin. Ni pasti cuman khayalan gue. Benjo tercekat. Wajah Pakde Darmin benar-benar mirip dengan Ki Plenyun yang hadir dalam mimpinya. Yang membuat Benjo bergidik dan merinding disko; jika Pakde Darmin adalah Ki Plenyun, dan Nyak-nya adalah Mpok Atik, lalu, lalu…

“Gak mungkiiin….” jerit Benjo seraya memutar tubuh, berlari kencang menghampiri motornya, dan segera berlalu dengan memaksa motornya meraung terbatuk-batuk—maklum, dah lama gak diservis tuh kuda besi.

 

“Anak kamu, kenapa, Man?” Pakde Darmin menggaruk kepala yang tak gatal.

“Kagak ngarti juga, gue,” sahut Babeh Usman—sorry coy, telat memperkenalkan nama bapaknya si Benjo—sama bingungnya dengan Pakde Darmin. “Dari semalam tingkahnye udeh aneh kek gitu,”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun