Mohon tunggu...
And Media
And Media Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Lepas

Journalist Graphic Design Web Development

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menapak Sunyi Menelisik Misteri di Pesisir Utara Surabaya

5 Februari 2019   15:53 Diperbarui: 5 Februari 2019   16:43 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deretan perbentengan ini menghadap langsung ke Selat Madura (dok pribadi)
Deretan perbentengan ini menghadap langsung ke Selat Madura (dok pribadi)
Bahkan, Kolonel Wiliater Hutagalung menyarankan mereka untuk membentuk batalyon dan mengatur pangkat sendiri. Hingga kemudian, mereka menamakan diri sebagai Pasukan Sriwijaya. Mereka adalah sekelompok pemuda yang sebagian besar berasal dari Aceh, Tapanuli dan Deli, dan hanya beberapa yang berasal dari Sumatera Barat dan Selatan.

Saat itu, kondisi Surabaya memang benar-benar genting, sekutu Inggris menyatakan perang dengan mengultimatum Surabaya. Namun, arek-arek Suroboyo yang dikenal pantang menyerah, lebih memilih melawan. Bahkan, mereka bersemboyan Merdeka ataoe Mati...!!

Kondisi salah satu bangunan dalam benteng (dok pribadi)
Kondisi salah satu bangunan dalam benteng (dok pribadi)
Di Benteng Kedung Cowek inilah Pasukan Sriwijaya yang dikenal terlatih mengoperasikan meriam-meriam berat bertempur menghadang armada kapal-kapal Inggris. Bahkan, kala itu, sekutu Inggris menyangka, jika yang menembaki armada kapal mereka adalah anggota pasukan Jepang yang tidak tunduk terhadap sekutu. Sehingga perlawanan itu dianggap sebagai tindakan kejahatan perang (war criminal).

Dalam pertempuran Surabaya fase pertama (27-29 Oktober 1945) dan fase kedua (10 November 1945 hingga awal Desember 1945/pertempuran sekitar tiga minggu), diperkirakan sepertiga Pasukan Sriwijaya tewas. Bahkan, sengitnya pertempuran kala itu, memuat banyak jenazah tidak sempat untuk dimakamkan. 

Ironisnya, pasukan-pasukan yang telah gugur itu, hingga kini tanpa nama dan tanda pengenal. Namun, sejarah tidak akan pernah hilang, jika di benteng inilah saksi bisu perjuangan Pasukan Sriwijaya membantu arek-arek Suroboyo bertempur mempertahankan kemerdekaan dari serangan sekutu Inggris.

Salah satu benteng yang berbentuk setengah melingkar, dahulu digunakan sebagai landasan meriam (dok pribadi)
Salah satu benteng yang berbentuk setengah melingkar, dahulu digunakan sebagai landasan meriam (dok pribadi)
Dari hasil observasi di lapangan, kawasan benteng ini memiliki luas sekitar 700 meter, bahkan hampir mencapai 1 kilometer. Sayangnya, beberapa bangunan benteng terlihat masih kotor dan belum dibersihkan, sehingga kami hanya bisa melihat dari kejauhan.

Bahkan, salah satu bangunan benteng ada yang berbentuk setengah lingkaran, dulu digunakan sebagai landasan meriam. Rel besi untuk lintasan meriam pun masih terlihat jelas di bangunan tersebut.

Di benteng ini, ada beberapa ruas kosong yang dahulu digunakan untuk ventilasi udara dan mengintai musuh. Beberapa pipa besi pun dibuat melengkung ke bawah, agar musuh tidak bisa memasukkan granat.

Rel besi untuk lintasan meriam masih terlihat jelas di bangunan benteng tersebut (dok pribadi)
Rel besi untuk lintasan meriam masih terlihat jelas di bangunan benteng tersebut (dok pribadi)
Terlebih, dari hasil penelusuran kami, sisa-sisa bekas tembakan senapan, masih membekas di tembok bangunan benteng. Beberapa proyektil peluru juga terlihat masih bersarang di tembok bangunan. Hal ini membuktikan bagaimana dahsyatnya pertempuran kala itu.

Sayangnya, banyak aksi vandalisme yang merusak estetika bangunan benteng. Beberapa tembok benteng terdapat coretan-coretan orang tak bertanggung jawab. Miris memang, dengan kondisi masyarakat kita yang kurang peduli terhadap nilai-nilai sejarah.

Sebenarnya, Benteng Kedung Cowek bisa menjadi destinasi wisata heritage bila dikelola dengan baik. Tapi memang, saat ini Benteng Kedung Cowek masih berada dalam pengawasan TNI. Sehingga pemerintah daerah, masih belum punya wewenang untuk melakukan revitalisasi kawasan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun