Id: Id adalah bagian dari kepribadian yang paling primitif dan impulsif. Ia beroperasi berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), di mana Id berusaha untuk memenuhi dorongan-dorongan dasar seperti kebutuhan biologis, kekuasaan, dan kepuasan pribadi tanpa mempertimbangkan norma atau konsekuensi moral.
Ego: Ego bertindak sebagai penengah antara Id dan kenyataan eksternal, bekerja berdasarkan prinsip realitas (reality principle). Ego berusaha memuaskan dorongan Id, tetapi dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan sosial dan sesuai dengan norma yang berlaku.
Superego: Superego adalah representasi dari nilai-nilai moral, etika, dan norma-norma sosial yang diinternalisasi oleh individu. Superego berfungsi sebagai pengawas moral yang memberikan rasa bersalah atau malu ketika seseorang melanggar norma moral yang telah tertanam dalam dirinya.
Dalam konteks korupsi, Id dapat dianggap sebagai dorongan untuk memperoleh kekayaan dan kekuasaan tanpa batas. Ego berperan dalam menyesuaikan keinginan Id dengan realitas eksternal, sedangkan Superego bertindak sebagai pengontrol internal yang seharusnya mencegah seseorang melakukan tindakan tidak etis seperti korupsi.
Id dan Dorongan untuk Melakukan Korupsi
Salah satu pertanyaan penting adalah bagaimana Id berperan dalam mendorong seseorang melakukan korupsi. Id, yang bertindak berdasarkan prinsip kesenangan, tidak peduli pada norma atau etika yang berlaku.Â
Ketika seseorang berada dalam posisi kekuasaan, dorongan Id untuk mendapatkan lebih banyak kekayaan dan keuntungan pribadi dapat menjadi sangat kuat. Jika tidak ada pengawasan yang ketat atau ancaman hukuman yang nyata, Id dapat mengambil alih dan membuat individu terlibat dalam perilaku korup.
Contohnya, seorang pejabat publik yang memiliki akses terhadap dana pemerintah mungkin terdorong untuk menyalahgunakan kekuasaan tersebut demi kepentingan pribadi. Id, dalam hal ini, mendorong individu tersebut untuk memenuhi keinginan materialnya tanpa memperhitungkan dampak sosial dan hukum.Â
Mengapa ini bisa terjadi? Karena dalam banyak kasus, dorongan untuk mendapatkan kekayaan atau kekuasaan instan sering kali lebih kuat daripada dorongan untuk mengikuti norma-norma moral yang telah diinternalisasi oleh Superego.
Ego dan Rasionalisasi Tindakan Korupsi
Selain Id, peran Ego dalam perilaku korupsi juga penting untuk dipahami. Ego bertindak sebagai mediator antara keinginan Id dan kenyataan eksternal. Dalam kasus korupsi, Ego sering kali menggunakan rasionalisasi untuk membenarkan tindakan yang tidak etis. Rasionalisasi adalah mekanisme pertahanan psikologis yang memungkinkan seseorang untuk merasa nyaman dengan tindakannya meskipun ia tahu bahwa tindakan tersebut salah.