Menurut Irenaeus, Tuhan memberikan manusia kehendak bebas untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan. Kebebasan ini penting, karena tanpa kehendak bebas, manusia tidak dapat mengembangkan kebajikan moral seperti kesabaran, kebaikan, dan keberanian. Penderitaan yang dialami manusia di dunia ini, menurut Irenaeus, adalah bagian dari ujian moral yang memungkinkan manusia untuk bertumbuh dan menjadi sempurna secara moral.
Lebih lanjut, Irenaeus berpendapat bahwa kesempurnaan moral manusia tidak bisa dicapai dalam sekejap, tetapi harus melalui proses berkembang secara bertahap. Oleh karena itu, kejahatan dan penderitaan di dunia ini adalah alat pendidikan yang digunakan oleh Tuhan untuk membantu manusia mencapai kesempurnaan. Meskipun penderitaan tidak mengenakkan, ia memiliki tujuan yang lebih tinggi dalam membentuk karakter manusia (Irenaeus, 180).
Mengapa Kejahatan Ada di Dunia yang Diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa?
Salah satu pertanyaan mendasar dalam filsafat agama dan teologi adalah mengapa kejahatan dan penderitaan ada di dunia jika Tuhan yang menciptakan dunia ini diyakini sebagai Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Baik, dan Maha Pengasih? Pertanyaan ini menimbulkan problem kejahatan yang menjadi pusat diskusi dalam pemikiran teodisi. Teodisi berasal dari bahasa Yunani "theos" yang berarti Tuhan, dan "dike" yang berarti keadilan, sehingga secara harfiah berarti pembenaran Tuhan. Dengan kata lain, teodisi berusaha menjawab pertanyaan mengapa Tuhan mengizinkan kejahatan dan penderitaan terjadi di dunia ciptaan-Nya.
Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi mengapa kejahatan ada menurut pemikiran beberapa tokoh besar dalam teodisi, termasuk Leibniz, David Hume, dan Irenaeus, serta bagaimana mereka mencoba menjawab problem kejahatan dalam konteks keberadaan Tuhan.
Mengapa Kejahatan Ada?
Kejahatan, dalam konteks teologi, sering kali dibagi menjadi dua kategori utama:
Kejahatan Moral: Kejahatan ini merujuk pada tindakan jahat yang dilakukan oleh manusia, seperti pembunuhan, pencurian, atau penipuan. Kejahatan moral terjadi karena pilihan bebas manusia untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum moral.
Kejahatan Alamiah: Kejahatan ini mencakup penderitaan yang disebabkan oleh fenomena alam, seperti bencana alam, penyakit, dan kematian. Kejahatan alamiah tidak terkait langsung dengan tindakan manusia, tetapi tetap menimbulkan penderitaan yang besar.
Kedua jenis kejahatan ini memicu pertanyaan tentang mengapa Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Baik mengizinkan kejahatan terjadi. Berbagai filsuf dan teolog telah mencoba menjawab pertanyaan ini melalui berbagai pendekatan yang dikenal sebagai teodisi.
Leibniz: Dunia Terbaik yang Mungkin Ada