Ya Tuhan. Aku ingin lari.
"Sama seperti yang sudah kau lakukan kepada sahabatku. Kau juga akan melakukan hal sama denganku bukan?"
Kalani mengangkat sebelah tangannya dari tanganku. Tapi lalu dia menaruh dua telapak tangannya tepat di kedua tanganku. Lalu dia berkata, "Namaku Kalani. Aku jatuh cinta denganmu lima menit lalu. Tapi tidak cukup jatuh kalau kau tidak menangkapku. Apa kau ingin menangkapku?"
Demi tuhan. Aku tidak mendengar kata-kata yang diucapkannya. Apa yang baru saja dia katakan? Aku terdiam begitu lama.
"Caius," serunya. "Apa aku membuatmu takut ya?"
"Caius?"
"Caius?"
"Caius?"
Aku tidak menjawab. Aku cuma terbengong-bengong ketika Kalani berkali-kali menyerukan namaku. Lalu seolah khawatir aku berubah sinting, dia bangkit dari tempat duduknya dan segera berlutut di hadapanku. Padahal satu-satunya yang kupikirkan, cuma, aku takut kalau kami tak bisa saling memahami.Â
O, hari yang panjang.
***
Ajibarang, 5 Januari 2018