Mohon tunggu...
Andi Wi
Andi Wi Mohon Tunggu... Penulis - Hai, salam!

Bermukim di Cilongok - Banyumas - Jawa Tengah. Kamu bisa mulai curigai saya melalui surel: andozshort@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Sepasang Sepatu dan Anak Lelaki yang Beruntung

1 Januari 2018   16:00 Diperbarui: 1 Januari 2018   16:27 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu saya jawab, saya suka, Bu.

"Baik. Kalo begitu, selagi kamu menjajal sepatunya. Ibu gorengin tempe untukmu dulu ya? Kamu pasti lapar."

"Aku lapar sekali, Bu" Saya menjajal sepatu itu.

"Ibu minta maaf ya, tadi pergi tidak bilang-bilang."

***
Bertahun-tahun setelah itu, setiap kenaikan tingkat kelas, ibu saya selalu memberikan sepatu baru untuk saya.

Kesalahan saya, cuma satu. Saya tak pernah sempat bertanya dari mana dia mendapatkannya. Seperti kejadian itu. Dan bertahun-tahun kemudian, baru saya tahu bahwa untuk mendapatkan sepatu untuk saya, beliau boleh pinjam uang sana-sini ke tetangga. Dan dengan membayarnya mencicil pula.  

Jika memikirkan ini saya mendadak amat sedih, sekaligus merasa paling beruntung memiliki Ibu seperti Ibu saya.

Ah Ibu. Saya minta maaf, pernah jadi anakmu yang bandel dan egois. Saya sayang Ibu. Selamat hari Ibu untukmu ya?

*Peluk kamu ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun