Saya tak tahu siapa beliau sampai kemudian ia mengajak kami bertemu. Sebetulnya ceritanya cukup rumit. Tapi mari saya sederhanakan.
Kami bertemu dan ternyata ia datang dari jauh. Dari Garut langsung. Meskipun ya, ia memang dalam perjalanan mampir, meskipun ya saya sedikit kecewa bahwa kenyataannya ia tak membawa dodol.
Akan tetapi, saya pikir, bukan perkara dodol atau tidaknya pertemuan itu terjadi. Sebab ini berarti, tulisan saya sudah dibaca banyak orang dan paling penting mereka menyukainya. Kemudian yang perlu digaris bawahi bahwa pertemuan saya dengan Tuan yang Tidak Membawa Dodol tersebut adalah semata-mata karena peranan penting Kompasiana di tengah-tengah pertemuan itu. Orang yang sama sekali baru, sebelumnya tidak saling mengenal satu sama lain, jauh-jauh berkunjung hanya demi bertemu saya. Ah. Bukankah itu kejadian mengharukan?
Yep. Tak salah, tak bukan, ini pasti ulah Kompasiana yang terlalu sering mempromosikan nama saya, karena memang saya menulis aktif di sana. Selain itu, saya bukan siapa-siapa. Apalagi jika saya berpikir bahwa sebetulnya saya ini manis? Atau unyu? Sebaiknya sih cukup karya-karya saya saja yang numpang narsis. Saya tak boleh. Sudah tua. Inget umur. Begitu pesan ibu saya.
Begitu pula dengan sikap perlu diwaspadai. Saya pikir itu tidak penting. Sebab saya bahkan lebih sering takut dengan pikiran bahwa sewaktu-waktu bisa terserimpung kaki sendiri.
Karena jujur saja, kalau diminta memilih, saya lebih suka pilihan yang kedua. Tanpa resiko.
Hmmm. Oke. Sudah waktunya mengakhiri tulisan saya. Namun pertama, ijinkan saya ucapkan terimakasih buat Kompasiana, yang sudah mau menampung semua tulisan-tulisan saya. Kedua, telah memberikan begitu banyak perhatiannya kepada saya melampaui harapan.
Saya tak punya keluhan. Kompasiana memang kadang-kadang memang suka eror. Ngadat. Dan bikin ngambek karena sulit diakses. Seperti sebagaimana sebuah truck menanjak dan kelebihan muatan. Pesan saya. Semakin menanjak, menanjak dan menanjaklah. Dan jangan lupa servis terus mesin dan perhatikan betul perawatannya. Biar tetap segar dan gahar. Itu saja.
Eh. Yang ketiga hampir saja ketinggalan.
Ulang tahun ya? Selamat, selamat dan selamat. Semoga Kompasiana semakin menanjak dan bisa menampung lebih banyak bagasi sekaligus makin banyak dicintai oleh semua kalangan. Hehehe.
***