di atas ribuan kakiÂ
di antara lutut dan kepalaku yang gemetarÂ
yang kerap kau curigaiÂ
sebagai penumpang ilegal
Â
Yang dijatuhkan oleh suara Tuhan
untuk mendengar suaramu, Â demi bisa aku
mencicip lumpur, merkuri, dan gagal mengulang-ngulang kata ganti
menghapal nama-nama jalan, yang tak pernah lolos aku dari mata rautanmu
Â
Itu pasti suaramu yang samar-samar
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!