Apa itu kau? SuaramuÂ
yang memanggil-manggil aku
supaya menoleh dan berdelusi
Â
Sekali lagi. Suaramu yang berhembus
dari dasar telingaku,
yang mudah bengkok
dan tuli kerasukan percik air mandi
Â
Apa itu suaramu?Â
Itu kah kau? denging pesawat kecil yang melintas terbangÂ
di atas ribuan kakiÂ
di antara lutut dan kepalaku yang gemetarÂ
yang kerap kau curigaiÂ
sebagai penumpang ilegal
Â
Yang dijatuhkan oleh suara Tuhan
untuk mendengar suaramu, Â demi bisa aku
mencicip lumpur, merkuri, dan gagal mengulang-ngulang kata ganti
menghapal nama-nama jalan, yang tak pernah lolos aku dari mata rautanmu
Â
Itu pasti suaramu yang samar-samar
melambai-lambai hendak berseru, "Jaga dirimu baik-baik ya?"Â
Â
Tapi sebelah tanganmu adalah tongkat MusaÂ
yang terangkatÂ
seakan hendak memisahkan laut merah
Memisahkan kita
Â
Dan suaramu
bagai  seorang perempuan tuaÂ
yang di pagi hari baru saja kehilanganÂ
satu-satunya giwangnya
Â
Karena itu pasti suaramuÂ
yang terus memanggil-manggil akuÂ
supaya terus menoleh oleh suaramu
Â
Kau suka melihat akuÂ
berjalan mengendap-ngendapÂ
seakan aku lah pencuri giwang itu.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI