Mohon tunggu...
Andi Setianto
Andi Setianto Mohon Tunggu... -

Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma 2013. Ilmu Pemerintahan Universitas Terbuka 2015.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Era Informasi dalam Bingkai Kemanusiaan

1 Juli 2016   13:46 Diperbarui: 1 Juli 2016   13:55 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Era Informasi dalam Bingkai Kemanusiaan

Pada masa ini kemajuan teknologi menjadi hal yang sangat krusial untuk dikawal, dengan penuh kesadaran bahwa teknologi memiliki pengaruh yang sangat kompleks bagi kehidupan manusia dan telah melingkupi segala aspek kehidupan. Manusia secara individu mengalami dunia kehidupannya melalui teknologi yang berwujud alat. 

Di sisi lain teknologi mengubah pengalaman manusia mengenai dunia. Hidup manusia dimediasikan oleh teknologi, teknologi menjadi instrumen untuk komunikasi manusia antarindividu, dan komunikasi individu dengan masyarakat. Betapa tidak? Dunia yang kita huni adalah dunia-kehidupan yang teknologis, bahkan manusia merupakan makhluk yang secara inheren teknologis. Teknologi seakan-akan menghapus semua batas-batas, geografis, temporal, mitologis, ruang, waktu, bahkan psikologis.

Kita mengakui bahwa teknologi membawa manfaat luar biasa untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah, termasuk meningkatkan perekonomian seperti terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan devisa negara, bahkan pada bidang politik yakni mampu mewujudkan sistem pemerintahan yang terbuka dan partisipatif sesuai dengan perwujudan Good Governance. Masyarakat meyakini bahwa teknologi dapat memberikan kesejahteraan dan kebutuhan lainnya namun teknologi juga mendatangkan malapetaka. Penggunaan teknologi oleh manusia menciptakan revolusi teknologis yang berpotensi mengancam pemenuhan manusia. 

Teknologi sangat perlu direfleksikan, sehingga manusia tidak hanyut dalam teknologi, namun juga mampu memahami krisis akibat kemajuan teknologi terutama adalah implikasi terhadap sosial dan budaya. Sehingga benar adanya bahwa teknologi mempengaruhi bahkan mengubah cara bertindak, persepsi, dan pemahaman manusia. Teknologi tidak sekedar perkara baik atau buruk, diterima atau ditolak, yang menjadi masalah adalah teknologi membawa ambiguitas dalam dirinya. 

Tidak ada arah tunggal dalam teknologi. Perkembangan teknologi seringkali di luar dugaan karena kerap terjadi bahwa fungsi yang dikembangkan oleh pengguna jauh melampaui tujuan yang disasar oleh penciptanya, karena manusia mengira dengan memiliki segala macam piranti canggih teknologis maka akan semakin bebas merealisasikan dirinya sebagai manusia, dampaknya adalah adanya aspek penting yang tertinggal.

Suatu budaya mampu menghasilkan teknologi, kemudian melalui media informasi yang luas tidak terbatas maka juga menjadikan teknologi sebagai perantara untuk tersampaikannya nilai pada budaya lain. Tidak jarang makropresepsi yakni persepsi manusia yang diperoleh melalui struktur atau budaya dari asal manusia berada, seperti cara berpikir yang sudah ada dalam diri manusia dan kebiasaan mengalami pertentangan dengan budaya baru. 

Terkhusus pada masalah perpindahan teknologi, penggunaan teknologi berada pada praksis budaya tertentu, maka teknologi diaplikasikan sesuai dengan konteks kegunaan dalam lingkungan tempat teknologi itu berada. Ketika suatu teknologi dipindahkan ke budaya yang lain maka tidak hanya ‘teknologi’ (alat) itu sendiri yang berpindah melainkan disertai dengan nilai dan budaya asal tempat teknologi tersebut diciptakan. 

Terkadang dalam suatu budaya yang menerima teknologi baru akan ketergantungan pada budaya yang masuk karena lokal dari budaya tersebut belum mampu menciptakan teknologi baru. Dengan kata lain, pihak penerima teknologi baru terpaksa bergantung pada pihak pencipta teknologi tersebut. Kedepannya akan terjadi perubahan dan penyesuaian menurut konteks budaya yang menerimanya dengan nilai dan teknologi yang telah dipindahkan tadi. 

Demikian teknologi tertanam secara berbeda-beda sesuai dengan konteks masing-masing budaya. Embedded Technologypada budaya menunjukan bahwa teknologi yang sama jika ditanamkan pada budaya berbeda-beda akan menjadi alat teknologi yang berbeda serta dampak yang berbeda-beda pula. Ketika teknologi sudah diterapkan pada budaya yang menerima maka penggunaanya akan stabil, yakni menjadi struktur teknologi-budaya. Kejadian ini bisa disebut multistabilitas, yakni satu objek bisa memiliki beragam persepsi. 

Plurikulturalitas juga multistablil, plurikulturalitas merupakan bentuk mulikulturalitas yang terjadi berkat teknologi terutama melalui teknologi citra hal ini juga disebut media. Teknologi citra adalah image yang bergerak maupun tidak bergerak. Konkrit dari teknologi citra misalnya adalah foto maupun video, bahkan format tersebut semakin menyebar luas di internet. Teknologi citra menjadi sarana untuk mensosialisasikan budaya, yakni budaya yang plural (puriculture). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun