Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rerintik Februari

23 Februari 2023   05:41 Diperbarui: 23 Februari 2023   05:41 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih saja ada sisa hujan semalam, di beranda pagi bersama 

bulir-bulirnya putih kecoklatan, mungkin saja tempias dari atap rumah seng yang sudah berkarat

membangunkan cacing-cacing tanah yang kegirangan

butir air mencari pasangan butir air lainnya lalu ia mengalir

mencari cela, kali ini ia tak bisa langsung ke laut,

gedung-gedung pencakar langit ada di sana

pantai berubah jadi wisata yang tak ramah, kini

bukan laut dan pantai bukan tempat ombak, berombak dengan riang gembira,

air hujan pun dari kota enggan kesana

genangan air ia hanya berputar-putar ke dalam kota

bersama sisa air kemarin, kemarin-kemarin, hingga sisa minggu lalu

yang belum terbasuh

Burung-burung pagi sebentar saja di taman, ia tak lanjutkan mencari cacing tanah

atau ia sudah kekeyangan, cacing sudah bersama dengan genangan

ia juga tahu Februaripun sebentar lagi beranjak, meninggalkan kenangan,

andai saja dari syair-syair yang ditulis penyair-penyair, bisa mengusir kenangan sesaat

agar kita terbebas dari belenggu, nayatanya tidak

kesedihan melingkupi jiwa raga, 

ohh andai saja, ya andai saja syair itu ikut mengalir bersama rerintik pagi ini

ia akan bersama dengan genangan lainnya, berwujud genangan dari kenangan

itulah syair tidak bisa mengalir bersama air jadi genangan di kotaku

syair akan jadi kenangan di dalam diri, meski kesedihan, kebahagiaan ia tetap menjadi dirinya

Gelas di tangan kembali basah bersama buku-buku tua, bisa saja tempias pagi

sekedar pengusik pagi, atau semacam irama yang harus dilalui

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun