Jika dosen merasa nyaman dan sejahtera maka mereka tidak terlalu terburu mengejar gelar guru besar tadi. Beberapa kampus yang penulis temui bahkan ihlas berbagi ilmu pengetahuan (mendidik generasi). Hal ini bahakan menjadi tujuan utama mereka sementara gelar professor katanya hanya pengakuan semata. Selanjutnya di lingkungan kampus perlu sejak dini diberikan pengayaan kepada dosen dan mahasiswa untuk menghindari yang namanya perjokian sebab tentu hal tersebut tidak berberkah untuk kehidupan kita.
Dengan peran pemerintah tadi untuk terlibat dalam menekan angka perjokian bisa saja dilakukan baik melalui proses hukum maupun pembinaan. Namun proses tersebut terkesan kasustik dan tidak menyelesaikan persoalan jangka panjang.Â
Olehnya pemerintah perlu memperhatikan nasib pendidik dengan tidak terlalu membenani administrasi termasuk aspek kesejahteraan sehingga dosen bisa fokus semata menjalankan tri dharma perguruan tinggi (pengajaran, pengabdian dan penelitian).Â
Selain itu juga perlu ada pembinaan bagi dosen baik pada saat awal perekrutan maupun dalam setiap kegiatan penataran. Sehinga mahasiswa yang mendapatkan proses transformasi ilmu dari dosen mereka juga akan mendapatkan pembinaan ahlak yang baik. Siklus inilah kemudian yang akan menjadi proses pembinaan yang baik dalam menekan angka perjokian di kampus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H