Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Pandemi Anak Tani

5 Juni 2020   05:40 Diperbarui: 28 Maret 2023   15:40 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada padi,

lalu Ibumu menanak nasi

Jadi pelumas pagi

Pada asih

Ditabur benih, tumbuh padi

dari hujan, embun, dengan rindu ayahmu

Menapis bajak, di bawah terik mentari pagi, tak ada keluh

Pada malam,

Ayah mengurut kaki dengan minyak tanah

Merayu ibu sedang menyulam benang pada seragam tani ayah

Di bawah sumbu pelita, sebentar lagi dimatikan lalu kelambu terlayar di sudut rumah

Anak tani sedang merenung kenapa bintang itu berkedip, sesekali ada yang jatuh entah

Rembulan mengitari malam menari, kau masih saja sedang asyik mencari cari tanya

Pada debu siang,

Doa dan angin, sawahmu, Menyambut hujan

Tumbuh rumput, di tengah ladang padimu Loess menghijau sejauh mata memandang

Kicau pada burung Wereng, belalang ikut memelek sungguh nasib jadi penggerek yang

Malam ia merundung, sepoi padi, belalang, ilalang berterima kasih pada siang

Pada embun pagi,

Anak tani berterima kasih,

Belaian ibu siang malam hingga pagi lagi tak henti,

Shubuh sebelum engkau bangun pagi, ayah sudah berpamit pergi

ke sawah, tempat hidup petani penuh arti

tak ada hujan, embunpun jadi

anak tani masih saja sedih, pada sepi

pada padi, bukan hanya pada pandemi

tak tahu berterima kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun