Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Isyarat Meja Makan

28 Mei 2020   15:12 Diperbarui: 28 Mei 2020   20:23 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di meja makan, tempat kita berterima kasih

menikmati sajian, berkeluh kesah

berbagi, memberi isyarat

******

Perjamuan dan Percakapan dimulai, ibu yang bertanya, berharap jawab

Namun ayah tidak memberi sepatah kata tak juga menjawab

Bagaimana kabarnya; pesan kasih sayang ini membuatku tunduk

bagaimana kuliahnya di kota;  sebagai pembuka membuatku pura pura lupa kalau aku tak lagi kuliah.

Nak jikalau libur panjang bisa bantu ayah

Kasihan dia, sendirian di sawah

Kakak kamu sudah berpisah rumah

kebun sudah tergadai buat dia yang sudah nikah,

oh yah Kemarin tante dari saudara ayah

datang bertamu, Ia memakai baju kebaya mirip dengan baju si Salma

sepupu kamu, Sesekali bertanya tentang kabarmu,

Katanya ada lelaki dari kampung baru datang ke rumahnya,

sepertinya ingin meminang anak sulungnya

Si Salma sepupu kamu, lalu kamu bagaimana?

kini, nasehat di atas meja kembali berulah dengan kalimat tanya dan tanda seru!

membawa hatiku yang keruh

Kaki ayah di bawah meja makan menendangku

Sebagai isyarat atas jawabku, yang juga belum melagu

suara sendok kembali riuh, menolong pandangku yang lugu

Aku tak berani beradu dengan ibu, kataku

 

Dulu semasa kecil, dongeng di bawah kelambu

Kata ayah, merayu, kini meja mekan tempat kita beradu

ingatan ibu tak layu, nadanya sedikit mendayu

******

Pintu! Tolong buka pintu

Itu pasti tante kamu, ingin menunggu jawabmu

Ibu ke kamar, ayah ke ruang tamu

Sendiri aku di meja makan, lahap tak tahu malu

*****

Ia tak menunggu jawabku

Ia ingin menagih, atas harta yang tergadai

Semoga saja ia lupa ingatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun