Mohon tunggu...
Andi Samsu Rijal
Andi Samsu Rijal Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti Bahasa dan Budaya

Seorang Ayah; Pencinta Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Nafas Toilet

22 Desember 2019   10:11 Diperbarui: 4 Maret 2020   22:28 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang aku masuk toilet,

 "kata hatiku" aku tidak kebelet

diam tenang, jaga kuda kuda agar tidak kepeleset

aku pastikan pintu tertutup rapat

mata terpasang rapi pada dinding dinding yang sedikit rapat

pikirku kesumat, hidungpun ikut kepencet rapat rapat

terdengar bisik suara keran air, 

Sepertinya ada yang tertetes dari sumber air

Suaranya ramai bergemuruh, berdenyut bergantian, suaranya kembali mencair 

Kebayang air itu terus mengalir, masuk ke sela sela

melewati cerobong, menyebur hingga ke tanah asalnya

"pikirku" dulu dan kini Sari tanah kuminum pelepas dahaga

Ku seduh dengan kepul bersama sari patih tanah begitu lahap

anganku melayang, sari tanah Kuhirup

agar bertahan hidup

Kembali kututup pintu toilet, semua warnanya merah muda

Koloni semut, berbaris di jambang merah menyala

lalu di sudut sudut sana,  alga bertengger seperti penutup kepala

kembali aku teringat, kalau kalau aku  lupa berdoa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun