"pikirku" dulu dan kini Sari tanah kuminum pelepas dahaga
Ku seduh dengan kepul bersama sari patih tanah begitu lahap
anganku melayang, sari tanah Kuhirup
agar bertahan hidup
Kembali kututup pintu toilet, semua warnanya merah muda
Koloni semut, berbaris di jambang merah menyala
lalu di sudut sudut sana, Â alga bertengger seperti penutup kepala
kembali aku teringat, kalau kalau aku  lupa berdoa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!