Perubahan budaya ini membutuhkan komitmen dari pelatih, pemain, dan pengurus bulu tangkis untuk memprioritaskan aspek mental permainan di samping aspek fisik.
Kesimpulannya, kekalahan Indonesia di Piala Thomas baru-baru ini menunjukkan kelemahan yang melampaui keterampilan teknis. Dengan mengakui pentingnya permainan mental, menerapkan program pelatihan yang ditargetkan, membina budaya kepercayaan yang tak tergoyahkan, dan memanfaatkan kebijaksanaan mentor berpengalaman, Indonesia dapat menjembatani kesenjangan antara potensi dan kejayaan.
Raksasa bulu tangkis ini memiliki bakat, semangat, dan warisan bulu tangkis yang kaya. Yang dibutuhkan sekarang adalah kekuatan mental untuk menaklukkan perbatasan terakhir dan merebut kembali tempat yang seharusnya di podium tertinggi Piala Thomas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H