Dalam aspek pendidikan, AS memiliki sistem yang sudah terkenal di dunia, tetapi terdapat disparitas antara sekolah negeri dengan swasta. Utang pinjaman mahasiswa juga membebani banyak lulusan perguruan tinggi akibat biaya pendidikan yang sangat mahal di AS.Â
Pengeluaran pendidikan AS mencapai 5,7% PDB (2020). Hal ini berdampak pada kualitas pendidikan yang tidak merata, akses untuk kelompok kurang mampu yang terbatas, dan beban utang lulusan yang menghambat mobilitas sosial. Indonesia sendiri berusaha memberikan akses pendidikan agar lebih inklusif, tetapi di saat yang bersamaan menghadapi masalah kekurangan guru dan keterbatasan infrastruktur.Â
Pengeluaran pendidikan Indonesia mencapai 3,5% PDB (2020). Hal ini berdampak pada akses pendidikan yang lebih terbuka, tetapi kualitas pendidikan dan pemerataan kesempatan belajar masih memerlukan perhatian serius.Â
Dalam aspek kesejahteraan sosial, AS menerapkan skema yang kompleks melalui program Social Security atau tunjangan pengangguran, tetapi menghadapi tantangan pendanaan dan kritik terkait kecukupan dana. Hal ini berdampak pada kesejahteraan sosial yang relatif terjamin bagi sebagian masyarakat, tetapi program yang berlaku dikritik sebagai beban anggaran dan tidak selalu efektif mengurangi kemiskinan.
Indonesia memiliki jaringan pendukung kesejahteraan sosial yang kurang komprehensif dibandingkan AS, tetapi inisiatif seperti BPJS Kesehatan dan KIP yang bertujuan mengatasi kesenjangan sosial menjadi alternatif penting. Hal ini berdampak pada tingkat kemiskinan dan ketimpangan sosial yang masih tinggi, sehingga program jaminan sosial memerlukan perluasan dan perbaikan efektivitas.
AS vs. Indonesia: Dua Negara yang Setara Tetapi Berbeda
Perbandingan sistem politik dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan AS dan Indonesia memperlihatkan bahwa demokrasi dapat terwujud dalam berbagai bentuk dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.Â
Memahami perbedaan ini bermanfaat untuk menjalin kolaborasi yang lebih efektif antar-kedua negara dengan memanfaatkan keahlian dan pengalaman masing-masing, mempelajari praktik terbaik dari kedua sistem untuk mendorong perbaikan tata kelola pemerintahan dan kebijakan di masing-masing negara, serta menyadari bahwa tidak ada sistem politik yang sempurna dan setiap negara terus berevolusi dalam pencarian sistem yang efektif ataupun sesuai dengan karakteristik masyarakat.Â
Artikel ini hanya sebagai gambaran umum dan tidak mencakup semua aspek perbedaan kedua negara  tetapi dapat menjadi media yang membantu untuk analisis kritis  yang dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk memahami secara komprehensif realitas politik dan sosial kedua negara dan menjadi pembanding sebagai agen pembangunan yang aktif di negara sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H