Mohon tunggu...
Andipati 2001
Andipati 2001 Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Suka nulis artikel random, cerpen dan puisi https://www.instagram.com/Andipati17/

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Berselimut Salambo

30 Agustus 2024   17:03 Diperbarui: 30 Agustus 2024   17:09 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.wattpad.com/Andipati2001

Seiring waktu, desa yang dulunya tenang berubah menjadi tempat yang mengerikan. Para penduduk yang berubah kini berjalan dengan empat kaki, menggunakan dua tangan mereka yang lain untuk merayap di tanah. Enam mata mereka bersinar dalam kegelapan, sementara gumpalan di punggung mereka terus memproduksi jaring laba-laba yang mereka semburkan ke sekeliling desa. 

Jaring-jaring putih itu menyelimuti seluruh desa, menciptakan pemandangan yang menyerupai badai salju yang tidak pernah mencair. Matahari, yang dulu bersinar hangat di atas desa, tampaknya semakin enggan untuk muncul. Siang hari menjadi sangat singkat, sementara malam semakin panjang, mendominasi desa yang kini seolah terperangkap di bawah kubah hitam yang mengerikan.

Sadar akan bahaya yang mengintai, sebagian kecil penduduk yang masih selamat memilih untuk melarikan diri dari desa. Mereka lari meninggalkan rumah mereka, meninggalkan segala sesuatu yang mereka miliki, dan bersumpah untuk tidak pernah kembali. 

Desa itu akhirnya hanya dihuni oleh pria yang melakukan perjanjian tersebut beserta keluarganya yang hidup dalam kemewahan, namun dikelilingi oleh makhluk-makhluk yang dulu adalah tetangganya, kini telah berubah menjadi hibrida manusia-laba-laba yang menakutkan. Meskipun mereka tidak agresif, makhluk-makhluk itu hidup layaknya laba-laba: mereka membangun sarang, menunggu mangsa berupa serangga yang tersesat, dan berkembang biak dengan cara yang tidak wajar. Anak-anak mereka lahir dari telur-telur yang menjijikkan, bentuknya tak jauh berbeda dengan induknya.

Tahun-tahun berlalu, dan perlahan makhluk-makhluk aneh itu mulai mengecil. Proses yang misterius itu akhirnya mengubah mereka menjadi laba-laba biasa, yang kemudian menghilang entah ke mana. Desa itu pun menjadi sepi dan terlupakan, hanya menyisakan bekas-bekas keanehan yang pernah terjadi di sana.

Namun, desa yang ditinggalkan tak pernah benar-benar kosong. Seiring waktu, warga baru mulai datang, mengisi kembali desa yang pernah menjadi sarang kegelapan. Mereka mendirikan rumah-rumah baru, menanam ladang-ladang baru, seolah menghapus jejak masa lalu yang kelam. 

Cerita tentang manusia yang berubah menjadi laba-laba menjadi kisah penghantar tidur untuk anak-anak mereka, sebuah dongeng yang mungkin hanya dipercaya sebagai legenda. Namun, entah sejak kapan, seiring berjalannya waktu, cerita itu pun mulai menghilang, terkubur oleh waktu dan perubahan zaman, hanya meninggalkan bayangan samar dalam ingatan yang hampir terlupakan.

Puluhan tahun setelah desa itu dihuni oleh warga-warga yang baru.

Pagi itu Rindu menemukan kumpulan laba-laba di depan rumahnya, saat ia pergi menimba air, ternyata teman-temannya pun menceritakan hal yang sama. Ternyata, banyak yang menemukan laba-laba yang berkerumun di sekitar mereka, dapat disimpulkan desa itu entah kenapa menjadi banyak laba-laba, bahkan banyak jaring laba-laba dimana-mana. Berkerumunnya laba-laba tanpa alasan yang jelas adalah sebuah keganjilan. Laba-laba adalah hewan soliter, berkumpul seperti semut ataupun lebah adalah bukan kebiasaannya.

Desa itu berada di perbukitan dan masuk ke dalam hutan, sekeliling desa mereka adalah perbukitan. Jadi saat pagi, mereka telat mendapat sinar matahari dan akan lebih cepat menerima malam. Itu sebuah terjadi karena desa mereka ada di sebuah lembah yang dikelilingi perbukitan tinggi dan pegunungan. Udara di desa ini pun selalu sejuk. Namun, beberapa minggu terakhir, malam jadi lebih lama dari biasanya.

Rindu memasak air untuk ibunya mandi, karena laba-laba yang sudah meresahkan warga desa, Rindu jadi harus sering membersihkan tempat masak ataupun alat makannya, karena jaring laba-laba hampir ada dimana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun