Di malam sunyi, ayah merenung,
Sesal terpahat dalam bisikan hati yang terdalam.
Waktu berjalan, membawa sejuta cerita,
Sesal menghampiri, di detik-detik yang terlewati.
Pada hari-hari yang lalu, terhanyut dalam kesibukan,
Ayah menyadari, seringkali waktu terlupakan.
Ketika mata anak melihat dunia,
Ayah sibuk bekerja, mengejar bayangan masa depan.
Sesal menyelinap, seperti bayangan yang tak pernah pergi,
Ayah merenung, apakah dirinya cukup hadir.
Dalam langkahnya yang cepat, kadang cinta terlupa,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!