Sesal menggelayut, di antara alur waktu yang terlewatkan.
Oh, sang ayah, di antara tangisan dan tawa,
Sesal datang, sebagai pelajaran yang mahal.
Mungkin waktu tak bisa diputar kembali,
Namun ayah berjanji, untuk lebih banyak tersenyum.
Di setiap detik, sang ayah berpesan,
Sesal bukanlah akhir, melainkan awal yang baru.
Dalam keheningan, ia berdoa dan bertekad,
Agar cinta tak lagi terlupakan, dan waktu tak lagi terbuang percuma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!