Kalaupun Prabowo-Hatta yang terpilih, mereka harus segera menuntaskan peristiwa-peristiwa besar berkaitan dengan HAM yang masih belum tuntas: penculikan aktivis dan tokoh 98, dan Kerusuhan Mei 98. Siapapun pelakunya, keadilan harus ditegakkan dan rekonsiliasi dengan korban harus dilakukan. Pertanyaan yang sama adalah bagaimana mereka juga harus segera mengadakan rekonsiliasi dengan pendukung Jokowi-JK dan merangkul partai-partai pendukung mereka, mampukah mereka berdamai dan bekerjasama?
4. Penegakkan Harkat dan Martabat NKRI Sebagai Harga Mati
Indonesia telah tercabik-cabik, dimana identitas, jati diri, kebangsaan, dan nasionalisme kita di bawah dasar negara Pancasila dan UUD'45, semakin hari terasa semakin tergerus dengan berbagai kepentingan primordial kelompok-kelompok tertentu, mampukah Capres-Cawapres terpilih menjaga dan menegakkan harkat dan martabat NKRI sebagai harga mati? Ini adalah sebuah keharusan!
5. Penegakkan Hukum, dan Penuntasan Kasus-kasus Korupsi Hingga ke Akar-akarnya
Hingga detik ini, KPK masih terus berjuang untuk memberantas korupsi yang telah menjadi darah daging di republik tercinta ini. Tantangan yang harus segera dibuktikan adalah bagaimana Capres-Cawapres terpilih akan berani menangkap dan menghukum seberat-beratnya pelaku-pelaku korupsi tingkat tinggi yang telah teridentifikasi termasuk yang saat ini (mungkin) masih tergabung di dalam Partai-partai pengusung Sang Capres-Cawapres kedua belah pihak?
6. Sinergi dan Optimalisasi Roda-roda Pemerintahan dari Pusat hingga Daerah Berbasiskan Good Governance dan Intergrity
Salah satu tantangan terbesar di dalam alih generasi kepemimpinan adalah bagaimana calon pemimpin yang baru, khususnya Capres-Cawapres terpilih akan dapat bekerjasama satu dengan yang lain, bersinergi, berbagi tugas, saling topang menopang di dalam memaksimalkan roda pemerintahan, bekerjasama dengan DPR, dan memilih Kabinet dengan orang-orang yang mumpuni dan profesional di bidangnya (bukan transaksional), hingga pemerintahan daerah, dan semua aparatur pemerintahan dari Sabang hingga Merauke. Tentu kinerja yang berbasiskan good governance dan integritasyang kokoh, kemampuan mengeksekusi keputusan dengan cepat dan tepat, tanpa tedeng aling-aling, menjadi kunci utama keberhasilan mereka.
7. Menegakkan Kebinekkaan dan Keragaman Indonesia Sesuai Amanat Leluhur Republik Indonesia
Semoga Capres-Cawapres terpilih akan benar-benar mampu mengayomi seluruh suku, agama, ras, dan golongan-golongan apapun yang lahir dan hidup di negeri pertiwi ini. Kita semua tidak memilih untuk dilahirkan di Republik Indonesia yang majemuk, yang plural, yang berbeda budaya, bahasa, dan warna kulit. Namun kita semua setuju bahwa kita mau hidup bersama karena visi Kebhineka Tunggal Ika-an dari para leluhur negeri ini, visi Sumpah Pemuda, dan Janji Kemerdekaan Republik Indonesia yang telah kita sepakati bersama. Capres-Cawapres terpilih harus dapat menjadi pemimpin untuk semua orang, semua agama, semua golongan, dan semua etnis. Ini adalah keharusan!
8. Menjalin Kerjasama Global dengan Negara-negara Lain dengan Kepala Tegak
Indonesia adalah negara yang memiliki sejarah kepemimpinan global. Pengaruh kerajaan Sriwijaya, Majapahit adalah bukti bahwa negara Indonesia adalah negara yang sangat potensial, tangguh, dan mampu bersaing di level international dalam segala bidang. Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih harus mampu menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia adalah negara yang bermartabat, dan layak diperhitungkan oleh dunia. Tentu bukan berarti kita menjadi negara yang selalu manggut-manggut mengikuti kemauan asing, namun harus berani berkata dengan kepala tegak: "maaf kami tidak bisa memenuhi permintaan Anda, karena itu merugikan kepentingan negeri kami!"