Ending dari novel Gajah Mada ini cukup menggantung menurut saya, tetapi dari ending inilah saya jadi memiliki gambaran siapa sebenarnya sosok Bagaskara Menjer Kawuryan.
"Keparat!" teriak Bekel Gajah Mada.
      Ra Tanca yang siap mati telah mempersiapkan diri menyongsongnya. Sepenuh hati Ra Tanca memejamkan mata menunggu saat-saat nyawa oncat dari raganya. Ra Tanca memejamkan mata untuk menikmati rasa sakit yang menyergapnya, sisa tenaga yang ada digunakan untuk berbisik, "Bagaskara Menjer Kawuryan." -- hlm 576.
      Salah satu pesan moral dari novel ini adalah-Jangan mudah membuat keputusan saat sedang dalam keadaan marah, kalau tidak mau bernasib seperti Gagak Bongol. Jangan mudah terprovokasi oleh sekelompok orang dengan iming-iming yang menggiurkan, kalau tidak mau bernasib seperti Singa Parenpen. Jangan suka mengadu domba kalau tidak mau berakhir seperti Ra Kuti. Intinya teruslah merasa haus untuk belajar sejarah karena keberlangsungan negeri ini ada di tangan kita, generasi penerus bangsa yang harus terus melestarikan budaya dan peninggalan para leluhur. Dengan membaca, melihat, atau mendengarkan hal-hal tentang sejarah salah satu cara bagaimana kita melestarikan budaya peninggalan para leluhur di masa lalu.
     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H