Mohon tunggu...
Andini Septia
Andini Septia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Andini Septia

Mahasiswi Universitas Pamulang, Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen : Si Gadis Bisu

2 Januari 2022   22:40 Diperbarui: 2 Januari 2022   22:54 1261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Byuurr

Hingga tanpa disadari Karsih telah sampai di ujung tepi danau dan dengan cepat dia tercebur, sialnya Karsih tak bisa berenang. dia mencoba meminta tolong kepada Sekar dan teman-temannya, tetapi mereka justru tertawa melihat Karsih.

"Ibu aku takut bu, aku takut" teriak Karsih dalam hati.

"Ibu mereka jahat bu, mereka jahat. Karsih tidak suka mereka bu" lagi-lagi Karsih hanya bisa berteriak di dalam hati.

Tidak, Karsih tidak kuat lagi dia tenggelam hilang di telan air danau. Sekar dan teman-temannya panik melihat Karsih tenggelam, dan akhirnya mereka memilih untuk melarikan diri meninggalkan Karsih yang sudah tidak berdaya.

Tiga hari berlalu, Ibu Karsih menerima kabar menyedihkan anak cantiknya yang sudah dia cari-cari ditemukan meninggal di tepi danau. Hati ibu mana yang tak sakit kehilangan anak tercintanya, dia menangis histeris. Widia merasa ada sesuatu yang tidak beres, bagaimana bisa anaknya tercebur ke dalam danau. dia tahu anaknya tak bisa berenang, jadi kemungkinan Karsih akan duduk agak jauh dari tepi danau. Namun mau dikata apa, anaknya telah tiada dia harus mengikhlaskan kepergian putri tercintanya.

Satu minggu berlalu semenjak kepergian Karsih, terdengar kabar yang tidak mengenakan di telinga Widia. dia mendengar warga desa melihat hantu karsih berjalan kesana-kemari setiap magrib sembari menyeringai menakutkan, tetapi kakinya tidak lagi pincang. Karena hantu Karsih berkeliaran dengan melayang, Widia tak terima bahkan marah-marah kepada warga yang mengatakan melihat hantu anaknya, Widia depresi hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit jiwa.

Flashback off

Ketiga pemuda itu takut sekaligus merasa kasihan, jadi itu yang menyebabkan warga desa enggan keluar rumah waktu magrib.

"tetapi apa benar hantu itu ada pak?" Tanya Rezi.

Pak Haji menganggukkan kepalanya pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun