Di urutan kedua saya memilih sinetron Tukang Ojek Pengkolan atau biasa disebut TOP.
Tukang Ojek Pangkalan merupakan salah satu sinetron unggulan RCTI. Sinetron komedi tersebut ditayangkan perdana pada 25 April 2015.
Tukang Ojek Pengkolan adalah sinetron yang mengisahkan seorang pria bernama Rojak yang bekerja sebagai tukang ojek kampung di daerah Rawa Bebek yang berada di belakang gedung-gedung perkantoran Jakarta. Rojak bekerja sebagai tukang ojek bersama dua rekannya, Purnomo yang berasal dari Semarang dan Sutisna yang aslinya dari Bandung. Kisah Rojak dan Purnomo ini tutup buku dengan total episode 3522.
Sinetron Tukang Ojek Pengkolan juga telah banyak mendapatkan penghargaan dari Indonesian Television Awards, Panasonic Awards dan juga Busan International Film Festival.
Di luar prestasinya yang luar biasa, sinetron ini menorehkan kenangan dan kesan tersendiri bagi saya.
Persahabatan Purnomo yang berasal dari Jawa Tengah, Tisna dari Jawa Barat, dan Rojak yang asli Betawi merupakan magnet terbesar sinetron ini. Karakter masing-masing tokoh utamanya sangat kuat dengan kekhasan masing-masing.
Berbagai karakter pendukungnya pun tak kalah kuat ciri khasnya. Seperti Mbak Yuni yang menggambarkan ibu-ibu yang selalu kepo dan doyan ghibah mengenai tetangganya, bapak dosen si ketua RT yang selalu menjadi problem solver masalah warganya, Mak mantan mertua Rojak yang menggambarkan hubungan antar mertua dan menantu khas Indonesia, dll.
Alur cerita yang sebetulnya sederhana mengenai kehidupan sehari-hari para tukang ojek dengan semua problema hidupnya.
Namun, kesederhanaan itulah yang membuat sinetron TOP ini digemari masyarakat. Sinetron yang menggambarkan kehidupan real mayoritas masyarakat Indonesia. Istilah kerennya "so relatable" dengan para penontonnya.
Kehidupan kelas menengah dan pekerja, yang diwarnai dengan problematika sekitar yang khas kita banget di kehidupan sehari-hari. Bukan sekedar sinetron yang berlatar rumah tinggi megah dengan kisah cinta beda kasta.Â
Nomor Satu