Mohon tunggu...
Andini Okka W.
Andini Okka W. Mohon Tunggu... Guru - -Work for a cause not for an applause-

- a teacher, a humanist, and a lifetime learner -

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tiga Sinetron Terbaik Indonesia Versi Saya, Sepakatkah Kita?

23 Januari 2024   16:55 Diperbarui: 23 Januari 2024   17:01 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Di urutan ketiga saya memilih sinetron Lorong Waktu. Berkisah tentang perjalanan Haji Husin (Dedy Mizwar) bersama muridnya Zidan (Jourast Jordy) menjelajahi ruang dan waktu. Mereka menjelajah menggunakan mesin waktu yang merupakan karya dari Ustadz Addin (Adjie Pangestu, Dicky Chandra, Hefri Olifian). Petualangan mereka selalu menyajikan hiburan yang menyenangkan tiap episodenya.

Bagi anak muda yang tumbuh besar di akhir 1999 hingga 2006, sinetron Lorong Waktu merupakan salah satu sarana untuk menunggu waktu berbuka. Jam tayang yang cenderung sore membuat sinetron tersebut bisa menjadi tontonan anak yang baru saja pulang sekolah.

Berbagai apresiasi pun pernah di dapatkan oleh sinetron ini. 

Vice mencap Lorong Waktu sebagai sinetron religi terbaik sepanjang masa.

Kompas juga menyebutkan bahwa Lorong Waktu merupakan sinetron yang paling ingin pemirsanya tonton kembali dan ceritanya tidak pernah basi meskipun sudah berakhir sejak 2006.

Sementara CNN menyatakan lorong Waktu sebagai sinetron religi primadona bagi generasi 1999 hingga 2006.

Meskipun saya tidak berpuasa, namun saya dan keluarga cukup menggemari sinetron ini. Beragam ide cerita di tiap episodenya, apik terangkai membuat para penonton tidak mudah bosan.

Hal lain yang saya kagumi dari sinetron ini adalah bahwa sinetron ini menampilkan sisi "manusia" dari para tokoh pemuka agama. Para tokoh agama tersebut digambarkan sebagai sosok manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Bukan semata-mata sebagai seorang pemuka agama yang dihormati dan selalu tanpa cela seperti yang sering digambarkan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya.

Untuk saya pribadi, hal ini menjadi nilai plus tersendiri karena sinetron menggambarkan situasi natural yang terjadi dalam masyarakat nyata.

Kenaturalan ini juga lah yang membuat sinetron ini menjadi semakin digemari pada masanya.

NOMOR DUA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun