Mohon tunggu...
ANDINA SILVIAMALIA
ANDINA SILVIAMALIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - A student

I Love Writing!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Implementasi Classical Conditioning untuk Meningkatkan Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Interaktif

11 Januari 2025   21:09 Diperbarui: 12 Januari 2025   09:48 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Andina Silvi Amalia

Email: silviandina477@gmail.com

Artikel ini merupakan tugas mata kuliah Kajian Pedagogi yang diampu oleh Bapak Rulam Ahmadi 

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Inggris, Pascasarjana Universitas Islam Malang

 

 

PENDAHULUAN

Dunia Pendidikan saat ini tengah menghadapi  beberapa kesulitan. Salah satu faktor utamanya adalah siswa-siswi yang semakin hari semakin up to date dengan mengikuti kecanggihan teknologi yang kian modern. Oleh karena itu, problem solving harus tercipta sekreatif mungkin dan guru harus memainkan perannya dengan sangat intens Saat ini guru guru di lapangan menghadapi tantangan yang cukup sulit diatasi, terutama dalam meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Banyak siswa yang pasif, dan terdistraksi oleh faktor internal dan eksternal, seperti kondisi emosional dan penggunaan teknologi.

Mengacu pada kondisi Pendidikan saat ini, kita bisa melihat bahwa guru sedang berlomba-lomba melahirkan inovasi baru agar tercipta pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan di kelas. Hal ini disebabkan oleh motivasi belajar siswa yang semakin menurun. Terciptanya model pembelajaran interaktif kemudian menghasilkan proses pembelajaran yang efektif. Model pembelajaran ini dirancang untuk mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar baik secara kognitif, emosional, maupun sosial.

Keterlibatan siswa yang tidak aktif, tidak hanya menghambat proses belajar individu, tetapi juga memengaruhi dinamika kelas secara keseluruhan. Satu siswa pasif, maka siswa yang lainnya bahkan juga bisa bersikap tidak peduli dengan apa yang terjadi didalam kelas saat proses belajar. Dalam konteks ini, strategi yang efektif sangat dibutuhkan untuk membangun kebiasaan positif siswa dalam kelas serta meningkatkan keaktifan siswa saat belajar. Dari semua keluh kesah dan tantangan yang dihadapi guru, Classical Conditioning menjadi salah satu cara meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran interaktif.

Classical Conditioning atau sering kali diketahui dengan sebutan stimulus dan response, merupakan suatu teori yang pertama kali diperkenalkan oleh Ivan Pavlov. Teori ini menawarkan pendekatan psikologis untuk membangun kebiasaan yang positif dan respon yang diinginkan melalui asosiasi stimulus dan respon yang dihasilkan. Dalam konteks Pendidikan, konsep ini dapat diimplementasikan dalam mendukung pembelajaran interaktif didalam kelas melalui respon positif dari stimulus yang diberikan. Meski sudah lama berkembang, teori ini tidak sepenuhnya mengatasi kepasifan siswa dalam mengikuti pembelajaran interaktif saat di kelas. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahasa lebih lanjut mengenai penerapan Classical Conditioning khususnya dalam bentuk penerapan Ice Breaking dan hadiah dalam meningkatan keterlibatan siswa dengan cara yang kreatif dan menyenangkan.

Dengan munculnya beberapa kendala yang dialami guru saat proses belajar mengajar berlangsung, maka topik ini menjadi semakin penting untuk dianalisis agar ditemukannya suatu solusi akan masalah Pendidikan di era digital yang semakin modern.  Oleh karena itu, penerapan Classical Conditioning dapat dimanfaatkan untuk mengalih perhatian siswa dari distraksi internal maupun eksternal pada keterlibatan belajar interaktif. Konsep ini sangat multifungsi. Tidak hanya berkontribusi pada peran guru yakni sebagai cara efektif dalam menciptakan kelas yang aktif, akan tetapi juga meningkatkan motivasi belajar siswa.

Adapun tujuan dari artikel ini ialah untuk mengetahui bagaimana penerapan Ice Breaking dalam kelas dan pemberian hadiah dapat menarik perhatian siswa agar ikut berpartisipasi aktif dalam aktivitas belajar. Juga untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana Ice Breaking dan hadiah sebagai stimulus dapat mengahasilkan respon positif dari siswa. Dari kedua tujuan diatas, Ice Breaking yang dimaksud ialah, aktivitas ringan didalam kelas seperti permainan, tebak-tebakan, dan aktivitas interaktif lainnya yang berfungsi membangun hubungan positif antara guru dan siswa, serta meningkatkan kenyamanan siswa dikelas. Sedangkan pemberian hadiah dapat berbentuk pujian dan benda. Hadiah diberikan sebagai penguatan positif untuk menghasilkan respon emosional yang menyenangkan dari siswa.

Artikel ini juga memberikan manfaat yang dapat dijabarkan menjadi tiga dimensi utama, yaitu secara teoritis, praktis, dan dalam konteks pendidikan. Secara teoritis, penelitian ini dapat berkontribusi dalam mengintegrasikan konsep Classical Conditioning ke dalam model pembelajaran modern. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan panduan pada guru dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif, yakni dengan cara menciptakan Ice breaking yang kreatif dna menyenangkan, serta hadiah dalam bentuk apapun yang menarik perhatian siswa agar lebih interaktif. Dalam konteks pendidikan, penelitian ini dapat memotivasi guru serta institusi dalam meningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian ini juga dapat menjadi acuan dalam menciptakan strategi yang inovatif seperti adanya Ice Breaking dan hadiah, sehingga menciptakan suasana belajar mengajar yang aktif, kondusif, dan inklusif.

ISI

Pada bagian ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai teori Classical Conditioning, elemen-elemen penting yang ada pada teori classical conditioning menurut eksperimen Ivan Pavlov, bagaimana cara menerapkan ice breaking dan pemberian hadiah, serta keuntungan dari penerapan kedua strategi tersebut. 

A. Teori Classical Conditioning oleh Ivan Pavlov

Classical Conditioning merupakan suatu teori yang pertama kali dikemukakan oleh Ivan Pavlov, seorang ahli fisiologi Rusia pada tahun 1980-an, yang kemudian dikenal pada tahun 1903.  Pavlov mengenalkan teori ini atas dasar dilakukannya eksperimen stimulus dan response pada anjing. Adapun Classical Conditioning sendiri menurut Pavlov, ialah proses pembelajaran dimana suatu stimulus secara konsisten diasosiasikan dengan stimulus tanpa syarat (unconditioned stimulus) yang dapat menghasilkan respons terkondisi (conditioned response) tanpa kehadiran stimulus tanpa syarat. Dalam eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov, menunjukkan bahwa, lonceng yang tidak berarti bagi anjing atau tidak mempunyai fungsi khusus untuk anjing dapat memicu dan menyebabkan produksi air liur, yakni Ketika lonceng tersebut selalu dibunyikan sebelum Pavlov memberikan makanan pada anjing itu. Dari penjelasan tentang eksperimen pada anjing, makanan merupakan stimulus tanpa syarat yang memicu respon alami yaitu air liur, sedangkan lonceng berperan sebagai stimulus tanpa terkondisi.

Dari penjelasan eksperimen diatas, ada beberapa konsep dasar Classical Conditioning antara lain stimulus tanpa syarat (Unconditioned Stimulus, UCS), respons tanpa syarat (Unconditioned Response, UCR), stimulus netral (Neutral Stimulus, NS), stimulus terkondisi (Conditioned Stimulus, CS), and respons terkondisi (Conditioned Response, CR). Untuk mengetahui lebih lanjut tentang definisi dan fungsi dari masing-masing stimulus dan respons, berikut penjelasannya:

  • Stimulus tanpa syarat (Unconditioned Stimulus) adalah jenis stimulus yang otomatis atau secara alami menimbulkan respons secara mandiri tanpa memerlukan pembelajaran sebelumnya. Dalam eksperimen yang dilakukan Pavlov, makanan berperan sebagai Unconditioned Stimulus, karena dapat merangsang anjing secara alami untuk mengeluarkan air liurnya.
  • Respons tanpa syarat (Unconditioned Response) adalah jenis respon yang muncul secara alami atau otomatis sebagai reaksi terhadap Unconditioned Stimulus. Dalam eksperimen Pavlov, air liur anjing setelah diberi makanan berperan sebagai Unconditioned Response. Air liur anjing merupakan respon alami yang dikeluarkan oleh anjing sebagai reaksi terhadap makanan (UCS).
  • Stimulus Netral (Neutral Stimulus) adalah jenis stimulus yang pada awalnya tidak memicu respon yang relavan dan spesifik sebelum asosiasi dilakukan. Dalam eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov, suara bel berperan sebagai stimulus netral karena awalnya tidak memicu respons air liur anjing yakni sebelum proses pengkondisian.
  • Stimulus terkondisi (Conditioned Stimulus) adalah satu jenis stimulus yang sebelumnya stimulus netral, akan tetapi setelah diasosiasikan secara berulang dengang stimulus tanpa syarat (UCS), maka menjadi mampu memicu respon terkondisi. Dalam eksperimen Pavlov, suara bel yang diasosiaikan beberapa kali (NS) dengan makanan (UCS), maka suara bel akhirnya menjadi stimulus terkondisi yang mampu menyebabkan anjing mengeluarkan air liur (respons).
  • Respons terkondisi (Conditioned Response) adalah salah satu respon yang muncul setelah pengkondisian terjadi, dan respons yang muncul tersebut adalah hasil dari asosiasi antara CS dan UCS.

B.  Implementasi Classical Conditioning dalam Pembelajaran Interaktif

Dalam konteks Pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran yang interaktif, penerapan classical conditioning yang digunakan untuk membangun asosiasi yang positif antara kegiatan didalam kelas dengan stimulus yang diberikan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan metode classical conditioning, salah satunya adalah stimulus berupa ice breaking dan pemberian hadiah. Kedua cara ini akan menghasilkan respon yang positif terutama dalam membangun suasana kelas yang interaktif.

a. Classical Conditioning melalui Ice Breaking

Adanya Ice Breaking yang diberikan atau dimainkan oleh guru didalam kelas menjadi sala satu upaya membangun motivasi belajar siswa. Ice breaking berfungsi sebagai stimulus positif yang dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan diawal pembelajaran Adapun cara penerapannya tentunya setiap guru memliki cara yang berbeda-beda, sehingga penerapan Ice Breaking menjadi sangat kreatif dan tidak membosankan. Tetapi, artikel ini akan menjelaskan dan memberikan salah satu cara bagaimana Ice Breaking berlangsung atau diterapkan didalam kelas. Berikut ini adalah contoh langkah-langkah penerapan Ice Breaking didalam kelas:

  • Mulailah sesi kelas dengan warming-up activity, contohnya salam pembuka dan sapaan yang menyenangkan.
  • Kemudian berikan instruksi terkait Ice Breaking yang akan diterapkan. Contohnya tebak kosa kata dalam Bahasa Inggris. Guru akan menjelaskan definisi, atau memberikan clue tentang kata yang harus ditebak oleh siswa. Kemudian siswa bersaing satu sama lain untuk menyampaikan jawaban yang tepat.
  • Berikan maksimal 10 kata yang harus ditebak.
  • Kemudian asosiasi positif dibentuk ketika siswa merasa senang dengan Ice breaking yang diberikan sehingga mereka juga ikut termotivasi dan semangat untuk mengikuti mata pelajaran di kelas dengan interaktif.
  • Ulangi Ice Breaking setiap pertemuan agar siswa selalu menantikan mata pelajaran in, karena dirasa menyenangkan sehingga menimbulkan motivasi belajar yang tinggi.

b. Classical Conditioning melalui pemberian hadiah

Pemberian hadiah merupakan salah satu cara mendapat respon yang aik dari siswa, terutama saat proses belajar mengajar berlangsung. Hadiah dapat digunakan sebagai stimulus yang dapat menghasilkan respon yakni perilaku positif. Perilaku positif dari respon yang dihasilkan melalui stimulus dapat berupa keterlibatan siswa secara aktif saat diskusi didalam kelas berlangsung, menyelesaikan tugas tepat waktu, serta keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan. Berikut juga dituliskan contoh bagaimana penerapan pemberian hadiah kepada siswa sebagai stimulus agar menghasilkan respon yang baik.

  • Guru menyiapkan hadiah yang akan diberikan. Hadiah dapat berbentuk verbal dan fisik. Misalnya dengan pujian “Good Job!”, atau berupa benda seperti alat tulis, makanan, dan lain-lain.
  • Pemberian hadiah digunakan untuk memperkuat perilaku yang ingin dikembangkan, misalnya bertujuan untuk mendorong siswa agar leih aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
  • Secara bertahap kurangi pemberian secara fisik, terapkan secara berkala pemberian hadiah dalam bentuk verbal, karena hal itu akan memotivasi siswa karena adanya rasa bangga pada dirinya sendiri atas pujian yang diberikan oleh gurunya.

Dari penjelasan kedua contoh penerapan Classical Conditioning melalui Ice breaking dan pemberian hadiah, keduanya dapat saling dikombinasikan. Dimana adanya ice breaking membuat siswa lebih siap untuk memulai proses belajar didalam kelas. Kemudian, dari terciptanya suasana kelas yang menyenangkan mereka menjadi semangat untuk bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru sehingga mendapat pujian yang membuat mereka bangga. Dengan kombinasi tersebut siswa akan terus termotivasi untuk belajar dengan aktif dan interaktif didalam kelas.

C. Keuntungan implementasi Ice Breaking dan Pemberian hadiah

Penerapan ice breaking dan pemberian hadiah kepada siswa dalam proses belajar mengajar, tidak hanya menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, tetapi juga secara signifikan mempengaruhi keterlibatan dan motivasi siswa dalam belajar. Kedua strategi ini saling berhubungan yang kemudian dapat menghasilkan respon positif dari siswa. Oleh karena itu, berikut adalah beberapa keuntungan dari penerapan ice breaking dan pemberian hadiah dalam pembelajaran interaktif.

  • Meningkatkan keterlibatan siswa

Adanya ice breaking didalam kelas dapat menciptakan suasana kelas yang rileks sehingga mengundang partisipasi aktif siswa. Ketika mereka merasa nyaman saat berlangsungnya ice breaking, siswa cenderung lebih mudah untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi atau kegiatan belajar. Dapat disimpulkan bahwa, dengan penerapan ice breaking, guru akan lebih mudah melibatkan siswa dalam kegiatan secara keseluruhan.

  • Meningkatkan motivasi intrinsik

Hadiah yang berikan guru kepada siswa atas partisipasi dan keterlibatannya dalam kegiatan belajar dapat menimbulkan respon yang positif. Ketika setiap pertemuan guru rutin memberi hadiah atas keaktifan siswa, maka seiring berjalannya waktu, siswa tidak lagi mengejar hadiah fisik dari guru, akan tetapi mereka mengejar hadiah verbal berupa pujian yang akan memotivasi mereka karena pujian dari guru akan terus diingat sebagai motivasi belajar siswa.

  • Mendukung pembelajaran interaktif yang lebih efektif

Kedua metode ini sangat menguntungkan. Keduanya juga dapat memperkuat pembelajaran interaktif. Adanya ice breaking membuat siswa lebih nyaman bekerja sama, dan pemberian hadiah mendorong siswa untuk saling berkolaborasi aktif, dai kedua fungsi strategi tersebut dapat menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan kooperatif.

KESIMPULAN

Penerapan Classical Conditioning melalui ice breaking dan pemberian hadiah dalam pembelajaran interaktif menghasilkan proses pembelajaran yang efektif, yakni dengan menciptakan suasana yang menyenangkan dan mendorong keberanian siswa dalam keterlibatan aktif pada proses belajar mengajar di kelas. Pemberian hadiah juga sangat memotivasi siswa agar terus berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar. Kedua metode ini saling melengkapi sehingga menghasilkan lingkungan pembelajaran yang lebih interaktif, kooperatif, dan produktif. Melalui penerapan kedua strategi ini, siswa tidak hanya lebih terlibat secara emosional, dan sosial, tetapi juga membangun motivasi intrinsik yang mendorong mereka untuk lebih aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, penerapan Classical Conditioning, melalui ice breaking dan pemberian hadiah, memberikan kontribusi yang signifikan dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun