Mohon tunggu...
ANDINA SILVIAMALIA
ANDINA SILVIAMALIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - A student

I Love Writing!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Implementasi Classical Conditioning untuk Meningkatkan Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran Interaktif

11 Januari 2025   21:09 Diperbarui: 12 Januari 2025   09:48 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dengan munculnya beberapa kendala yang dialami guru saat proses belajar mengajar berlangsung, maka topik ini menjadi semakin penting untuk dianalisis agar ditemukannya suatu solusi akan masalah Pendidikan di era digital yang semakin modern.  Oleh karena itu, penerapan Classical Conditioning dapat dimanfaatkan untuk mengalih perhatian siswa dari distraksi internal maupun eksternal pada keterlibatan belajar interaktif. Konsep ini sangat multifungsi. Tidak hanya berkontribusi pada peran guru yakni sebagai cara efektif dalam menciptakan kelas yang aktif, akan tetapi juga meningkatkan motivasi belajar siswa.

Adapun tujuan dari artikel ini ialah untuk mengetahui bagaimana penerapan Ice Breaking dalam kelas dan pemberian hadiah dapat menarik perhatian siswa agar ikut berpartisipasi aktif dalam aktivitas belajar. Juga untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana Ice Breaking dan hadiah sebagai stimulus dapat mengahasilkan respon positif dari siswa. Dari kedua tujuan diatas, Ice Breaking yang dimaksud ialah, aktivitas ringan didalam kelas seperti permainan, tebak-tebakan, dan aktivitas interaktif lainnya yang berfungsi membangun hubungan positif antara guru dan siswa, serta meningkatkan kenyamanan siswa dikelas. Sedangkan pemberian hadiah dapat berbentuk pujian dan benda. Hadiah diberikan sebagai penguatan positif untuk menghasilkan respon emosional yang menyenangkan dari siswa.

Artikel ini juga memberikan manfaat yang dapat dijabarkan menjadi tiga dimensi utama, yaitu secara teoritis, praktis, dan dalam konteks pendidikan. Secara teoritis, penelitian ini dapat berkontribusi dalam mengintegrasikan konsep Classical Conditioning ke dalam model pembelajaran modern. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan panduan pada guru dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif, yakni dengan cara menciptakan Ice breaking yang kreatif dna menyenangkan, serta hadiah dalam bentuk apapun yang menarik perhatian siswa agar lebih interaktif. Dalam konteks pendidikan, penelitian ini dapat memotivasi guru serta institusi dalam meningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian ini juga dapat menjadi acuan dalam menciptakan strategi yang inovatif seperti adanya Ice Breaking dan hadiah, sehingga menciptakan suasana belajar mengajar yang aktif, kondusif, dan inklusif.

ISI

Pada bagian ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai teori Classical Conditioning, elemen-elemen penting yang ada pada teori classical conditioning menurut eksperimen Ivan Pavlov, bagaimana cara menerapkan ice breaking dan pemberian hadiah, serta keuntungan dari penerapan kedua strategi tersebut. 

A. Teori Classical Conditioning oleh Ivan Pavlov

Classical Conditioning merupakan suatu teori yang pertama kali dikemukakan oleh Ivan Pavlov, seorang ahli fisiologi Rusia pada tahun 1980-an, yang kemudian dikenal pada tahun 1903.  Pavlov mengenalkan teori ini atas dasar dilakukannya eksperimen stimulus dan response pada anjing. Adapun Classical Conditioning sendiri menurut Pavlov, ialah proses pembelajaran dimana suatu stimulus secara konsisten diasosiasikan dengan stimulus tanpa syarat (unconditioned stimulus) yang dapat menghasilkan respons terkondisi (conditioned response) tanpa kehadiran stimulus tanpa syarat. Dalam eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov, menunjukkan bahwa, lonceng yang tidak berarti bagi anjing atau tidak mempunyai fungsi khusus untuk anjing dapat memicu dan menyebabkan produksi air liur, yakni Ketika lonceng tersebut selalu dibunyikan sebelum Pavlov memberikan makanan pada anjing itu. Dari penjelasan tentang eksperimen pada anjing, makanan merupakan stimulus tanpa syarat yang memicu respon alami yaitu air liur, sedangkan lonceng berperan sebagai stimulus tanpa terkondisi.

Dari penjelasan eksperimen diatas, ada beberapa konsep dasar Classical Conditioning antara lain stimulus tanpa syarat (Unconditioned Stimulus, UCS), respons tanpa syarat (Unconditioned Response, UCR), stimulus netral (Neutral Stimulus, NS), stimulus terkondisi (Conditioned Stimulus, CS), and respons terkondisi (Conditioned Response, CR). Untuk mengetahui lebih lanjut tentang definisi dan fungsi dari masing-masing stimulus dan respons, berikut penjelasannya:

  • Stimulus tanpa syarat (Unconditioned Stimulus) adalah jenis stimulus yang otomatis atau secara alami menimbulkan respons secara mandiri tanpa memerlukan pembelajaran sebelumnya. Dalam eksperimen yang dilakukan Pavlov, makanan berperan sebagai Unconditioned Stimulus, karena dapat merangsang anjing secara alami untuk mengeluarkan air liurnya.
  • Respons tanpa syarat (Unconditioned Response) adalah jenis respon yang muncul secara alami atau otomatis sebagai reaksi terhadap Unconditioned Stimulus. Dalam eksperimen Pavlov, air liur anjing setelah diberi makanan berperan sebagai Unconditioned Response. Air liur anjing merupakan respon alami yang dikeluarkan oleh anjing sebagai reaksi terhadap makanan (UCS).
  • Stimulus Netral (Neutral Stimulus) adalah jenis stimulus yang pada awalnya tidak memicu respon yang relavan dan spesifik sebelum asosiasi dilakukan. Dalam eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov, suara bel berperan sebagai stimulus netral karena awalnya tidak memicu respons air liur anjing yakni sebelum proses pengkondisian.
  • Stimulus terkondisi (Conditioned Stimulus) adalah satu jenis stimulus yang sebelumnya stimulus netral, akan tetapi setelah diasosiasikan secara berulang dengang stimulus tanpa syarat (UCS), maka menjadi mampu memicu respon terkondisi. Dalam eksperimen Pavlov, suara bel yang diasosiaikan beberapa kali (NS) dengan makanan (UCS), maka suara bel akhirnya menjadi stimulus terkondisi yang mampu menyebabkan anjing mengeluarkan air liur (respons).
  • Respons terkondisi (Conditioned Response) adalah salah satu respon yang muncul setelah pengkondisian terjadi, dan respons yang muncul tersebut adalah hasil dari asosiasi antara CS dan UCS.

B.  Implementasi Classical Conditioning dalam Pembelajaran Interaktif

Dalam konteks Pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran yang interaktif, penerapan classical conditioning yang digunakan untuk membangun asosiasi yang positif antara kegiatan didalam kelas dengan stimulus yang diberikan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan metode classical conditioning, salah satunya adalah stimulus berupa ice breaking dan pemberian hadiah. Kedua cara ini akan menghasilkan respon yang positif terutama dalam membangun suasana kelas yang interaktif.

a. Classical Conditioning melalui Ice Breaking

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun