Berkurangnya gelembung udara pada sediaan gel seiring dengan lamanya penyimpanan, ini disebabkan karena lamanya waktu penyimpanan dan terjadinya perubahan suhu maka udara yang berada digelembung yang berbentuk buih menekan dinding gelembung dengan kuat sehingga gelembung tersebut pecah dan perlahan berkurang (Rinaldi et al., 2021).Â
  Gel yang didapatkan mempunyai gelembung udara dapat diatasi dengan cara sediaan didiamkan, hal ini sejalan dengan penelitan (Maulidya et al., 2020) menyatakan gelembung udara yang terperangkap akan semakin berkurang seiring lamanya waktu penyimpanan formula spray gel.Â
Tanjung and Rokaeti (2019) juga menyatakan untuk menghilangkan gelembung udara pada sediaan gel dapat disimpan selama 24 jam. Berkurangnya gelembung udara pada sediaan gel seiring dengan lamanya penyimpanan, ini disebabkan karena lamanya waktu penyimpanan dan terjadinya perubahan suhu maka udara yang berada digelembung yang berbentuk buih menekan dinding gelembung dengan kuat sehingga gelembung tersebut pecah dan perlahan berkurang (Rinaldi et al., 2021).Â
 Pada saat proses pembuatan gel telah dilakukan, sediaan gel yang sudah jadi dioleskan pada bagian kulit untuk melihat atau merasakan efek dari penggunaannya. Selanjutnya dilakukan beberapa uji seperti uji viskositas, uji daya lekat dan uji daya sebar. Sediaan gel yang mempunyai sedikit gelembung maka dapat dilakukan pengujian karena jika sediaan mempunyai banyak gelembung udara akan mempengaruhi hasil uji viskositas dan tampilan fisik pada sediaan gel (Maulidya et al., 2020).Â
 Pada penelitian pembuatan gel kosmetik alami ini bahan baku utama yang digunakan yaitu ekstrak gama melon parfum. Penggunaan GMP sebagai bahan baku karena mempunyai senyawa volatil yang dapat mempengaruhi aroma manis melon GMP, meliputi terpenoid, ester, alkohol dan aldehida. Sedangkan senyawa yang mempengaruhi rasa pahit melon GMP yaitu kalsium, asam amino dan fenol serta adanya senyawa cucurbitacin B.Â
Adanya aroma harum yang kuat dan rasa pahit menunjukkan adanya konsentrasi tinggi senyawa alami dalam profil fitokimia melon GMP, sehingga penggunaan melon GMP diarahkan pada industri kosmetik dan kesehatan (Wibowo et al., 2022). Selain itu, melon GMP mempunyai berbagai senyawa antioksidan seperti flavonoid dan asam askorbat (Zulfikar et al., 2019).Â
Kosmetik gel melon GMP mengandung senyawa cucurbitacin yang dimanfaatkan sebagai antiaging, dan mengandung senyawa plavonoid, saponin dan terpenoid yang dapat bertindak sebagai antoksidan. Pada kulit, antioksidan 21 memiliki manfaat untuk kesehatan kulit seperti antiaging, perlindungan dari spesies oksigen reaktif (ROS) yang disebabkan stres oksidatif dan perlindungan dari UV (Haerani et al., 2018). Selain pemanfaatan ekstrak melon GMP pada kosmetik gel, juga dapat dibuat sebagai sediaan lotion, serum dan parfum.Â
Serta juga berpotensi dijadikan pembuatan gel anti nyamuk, sebagaimana hasil penelitian Kristiani (2020) yang menyatakan adanya kandungan metabolit sekunder melon GMP seperti plavonoid, saponin dan terpenoid dapat merusak saluran pencernaan larva Aedes aegypti. Adanya melon GMP yang berpotensi sebagai bahan baku kosmetik alami, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H