Mohon tunggu...
Andi Milenia Putri
Andi Milenia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia

Membuat ide yang baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembuatan Sediaan Gel dari Ekstrak Gama Melon Parfum (GMP) di Laboratorium Farmasi UGM Yogyakarta

14 Januari 2023   15:47 Diperbarui: 14 Januari 2023   16:07 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecantikan adalah hal yang selalu didambakan oleh seorang perempuan. Perempuan Indonesia terkenal memiliki kecantikan yang khas dan berbeda dari perempuan negara lain. Hal ini dapat diketahui dengan adanya resep-resep perawatan kecantikan yang sudah turun menurun dari generasi ke generasi. Sehingga kecantikan dapat terpancar apabila ada niat kemauan dalam diri perempuan itu untuk selalu rutin dan rajin merawat kulit. 

Konsep kecantikan yang ideal di setiap Negara tentu berbeda-beda. Saat ini pemanfaatan produk kosmetik wajah menjadi tren gaya hidup dan sebuah identitas seseorang dalam berpenampilannya. Berdasarkan catatan dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (2018), bahwa kenaikan pertumbuhan kosmetik di Indonesia pada tahun 2018 telah mencapai 20% terhitung sejak pencapaian sebelum di tahun 2017. Menurut Airlangga Hartanto (dalam Kemenprerin.go.id., 2018), bahwa sebagian besar dikalangan remaja perempuan hingga dewasa menjadikan penggunaan kosmetik wajah sudah sebagai kebutuhan primer yang selalu diperlukan setiap saat.

Kecantikan adalah hal yang selalu didambakan oleh seorang perempuan. Perempuan Indonesia terkenal memiliki kecantikan yang khas dan berbeda dari perempuan negara lain. Hal ini dapat diketahui dengan adanya resep-resep perawatan kecantikan yang sudah turun menurun dari generasi ke generasi. Sehingga kecantikan dapat terpancar apabila ada niat kemauan dalam diri perempuan itu untuk selalu rutin dan rajin merawat kulit. Konsep kecantikan yang ideal di setiap Negara tentu berbeda-beda. 

Saat ini pemanfaatan produk kosmetik wajah menjadi tren gaya hidup dan sebuah identitas seseorang dalam berpenampilannya. Berdasarkan catatan dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (2018), bahwa kenaikan pertumbuhan kosmetik di Indonesia pada tahun 2018 telah mencapai 20% terhitung sejak pencapaian sebelum di tahun 2017. Menurut Airlangga Hartanto (dalam Kemenprerin.go.id., 2018), bahwa sebagian besar dikalangan remaja perempuan hingga dewasa menjadikan penggunaan kosmetik wajah sudah sebagai kebutuhan primer yang selalu diperlukan setiap saat. 

Pada penggunaan produk-produk kosmetik tentunya kita harus memiliki sikap kritis untuk memilih bahan produk mana yang terbaik dan cocok untuk digunakan oleh seseorang. Sehingga sebelum membeli produk kosmetik, hendaknya membaca terlebih dahulu fungsi dan komposisinya. Hal inilah diperlukan saat produk kosmetik sedang tergencar-gencarnya menuliskan klaim natural dan aman digunakan tanpa mengandung efek samping,namun kenyatannya produk tersebut belum memiliki regulasi untuk klaim tersebut. 

Irina M (2018) menjelaskan bahwa Food & Drug Administrator (FAD) atau Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia, bahwa produk kosmetik yang disebut sebagai bahan produk natural dan alami belum tentu aman digunakan, karena masih ada kemungkinan produk tersebut belum 100% dengan bahan alami. Dengan demikianlah, lebih baik kita menggunakan bahan produk kosmetik menggunakan ekstrak tanaman obat atau ekstrak buah yang dapat digunakan untuk pembuatan kosmetik. 

Sedangkan sediaan gel adalah sistem padat atau semipadat yang terdiri dari paling sedikit dua konstituen, yang terdiri dari massa terkondensasi tertutup dan dipenetrasi oleh cairan. Gel dan jeli terdiri dari sejumlah kecil padatan yang terdispersi dalam 4 jumlah cairan yang lebih relatif besar, namun memiliki sifat lebih mirip padat dari pada cair. Ciri gel adalah adanya beberapa bentuk struktur kutaneus, yang memberikan sifat padat (Jamadar and Shaikh, 2017). 

  Gel umumnya dianggap lebih kaku darpada jeli karena gel mengandung lebih banyak ikatan silang kovalen, densitas ikatan fisik yang lebih tinggi, atau cairan yang lebih sedikit. Polimer pembentuk gel menghasilkan bahan yang memiliki rentang kekuatan, dimulai dengan sol dan peningkatan kekuatan menjadi lendir, jeli, gel dan hidrogel. Gel semakin popular saat ini karena lebih stabil dan juga dapat memberikan pelepasan terkontrol daripada sediaan semipadat lainnya seperti krim, salep, pasta dll. Formulasi gel dapat memberikan karakteristik penyerapan yang lebih baik dan karenanya meningkatkan bioavailabilitas obat (Rathod and Mehta, 2015). 

Produk farmasi dalam bentuk sediaan gel sering digunakan dalam kosmetik. Gel disukai karena isi airnya lumayan besar, sehingga nyaman serta terasa dingin pada kulit, gampang dibalurkan, tidak berminyak, gampang dicuci, lebih jernih, elok, elastis dan energi lekatnya besar tetap tidak menutupi pori (Kuncari et al., 2014). 

Melon (Cucumis melo L) merupakan salah satu tanaman buah-buahan yang banyak digemari oleh masyarakat karena memiliki rasa manis, enak dan banyak digemari orang. Kandungan gizi pada buah melon adalah energi, protein, total fat, tembaga, kalsium, folat, vitamin A, vitamin C, vitamin K, vitamin E, karbohidrat, zat besi (Sobir dan Siregar, 2010). 

Salah satu buah yang cukup melimpah produksinya di Indonesia dan dapat dimanfaatkan dalam bentuk jus adalah buah melon. Kandungan vitamin C pada buah melon memiliki cukup tinggi sebesar 36,7 mg/ 100 g melon. Buah melon Buah melon pada umumnya mengandung senyawa bioaktif yang berperan sebagai antioksidan. Kandungan antioksidan yang paling banyak ditemukan di buah melon adalah golongan senyawa fenolik (Silva et al., 2016). 

   Salah satu melon lokal unggul yang sedang dikembangkan yaitu kultivar Gama Melon Parfum atau melon GMP. Melon GMP ini telah dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada sejak tahun 2011 silam (Daryono and Maryanto, 2017). Melon GMP ini memiliki karakter yang cukup unik yaitu ukurannya yang hanya sebesar buah jeruk atau segenggaman tangan dan memiliki aroma yang harum sehingga berpotensi sebagai flavor alami dari aroma buahnya (Hasbullah et al., 2019). 

Selain itu, keunikan dari GMP ini yaitu memiliki rasa yang pahit yang disebabkan oleh adanya total fenol, kalsium, dan asam amino yang terkandung di dalamnya (Anto et al., 2015). Selain itu rasa pahit dari melon ini dikarenakan ada suatu senyawa cucurbitacin (Saputri et al., 2020). 

   Diantara senyawa yang terkandung pada buah melon GMP, beberapa senyawa antioksidan juga dapat mudah rusak karena saat proses pasteurisasi yang tidak tepat (Randhir et al., 2008). Agar memiliki pasteurisasi yang tepat maka dilakukan optimalisasi suhu dan waktu pasteurisasi. Melon GMP ini juga merupakan kultivar yang relatif baru sehingga memiliki kandungan yang bersifat antioksidan belum diketahui. Oleh karena itu,penelitian ini harus dievaluasi sifat-sifat melon GMP ini. 

   

Dokpri
Dokpri

    Pada pembuatan gel menggunakan beberapa penambahan bahan diantaranya carbopol berfungsi sebagai gelling agent tidak ditambahkan dalam konsentrasi yang tinggi, dimaksudkan agar dihasilkan sediaan gel yang relatiftidak kental sehingga mudah untuk dituang serta memiliki daya sebar yang luas. Penambahan TEA sebagai penetral pH sekaligus sebagai penstabil karbopol (Rahayu et al., 2016). Metil paraben sebagai pengawet, penambahan metil paraben diperlukan dalam formulas gel sebagai anti mikroba karena tingginya kadar air pada sediaan gel yang dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi mikroba (Sani et al., 2021).

    Menthol adalah monoterpena monosiklik yang ditemukan dalam minyak atsiri beberapa spesies dari genus Mentha. Menthol adalah agonis saluran melastanin 8 potensial reseptor transien, reseptor dingin di saraf sensorik kulit. Oleh karenanya mentol memberikan sensasi dingin saat dioleskan ke kulit dan membran mukosa. Menthol banyak digunakan dalam kosmetik (Roza et al., 2021). Propylene glycol adalah alkohol alifatik yang berfungsi sebagai agen pengkondisian kulit, agen penurunan viskositas, pelarut dan pewangi dalam kosmetik (Fiume et al., 2012). 

Selain itu dianggap sebagai peningkat penetrasi yang kadang-kadang digunakan sebagai pelarut dan sebagai cara untuk senyawa yang tidak stabil atau tidak larut dalam air. Namun telah terbukti menjadi agen sensinitasi yang berkontrbusi terhadap iritas dan dermatitis kontak (Mawazi et al., 2022). Serta penambahan tween 20 merupakan surfaktan hidrofilik (Suhendra et al., 2012). Tween 20 mengandung gugus hidrofilik yang mampu melarutkan bahan organik dan menurunkan tegangan permukaan (Jiang et al., 2021). 

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

    Gel yang didapatkan mempunyai gelembung udara dapat diatasi dengan cara sediaan didiamkan, hal ini sejalan dengan penelitan (Maulidya et al., 2020) menyatakan gelembung udara yang terperangkap akan semakin berkurang seiring lamanya waktu penyimpanan formula spray gel. Tanjung and Rokaeti (2019) juga menyatakan untuk menghilangkan gelembung udara pada sediaan gel dapat disimpan selama 24 jam. 

Berkurangnya gelembung udara pada sediaan gel seiring dengan lamanya penyimpanan, ini disebabkan karena lamanya waktu penyimpanan dan terjadinya perubahan suhu maka udara yang berada digelembung yang berbentuk buih menekan dinding gelembung dengan kuat sehingga gelembung tersebut pecah dan perlahan berkurang (Rinaldi et al., 2021). 

   Gel yang didapatkan mempunyai gelembung udara dapat diatasi dengan cara sediaan didiamkan, hal ini sejalan dengan penelitan (Maulidya et al., 2020) menyatakan gelembung udara yang terperangkap akan semakin berkurang seiring lamanya waktu penyimpanan formula spray gel. 

Tanjung and Rokaeti (2019) juga menyatakan untuk menghilangkan gelembung udara pada sediaan gel dapat disimpan selama 24 jam. Berkurangnya gelembung udara pada sediaan gel seiring dengan lamanya penyimpanan, ini disebabkan karena lamanya waktu penyimpanan dan terjadinya perubahan suhu maka udara yang berada digelembung yang berbentuk buih menekan dinding gelembung dengan kuat sehingga gelembung tersebut pecah dan perlahan berkurang (Rinaldi et al., 2021). 

  Pada saat proses pembuatan gel telah dilakukan, sediaan gel yang sudah jadi dioleskan pada bagian kulit untuk melihat atau merasakan efek dari penggunaannya. Selanjutnya dilakukan beberapa uji seperti uji viskositas, uji daya lekat dan uji daya sebar. Sediaan gel yang mempunyai sedikit gelembung maka dapat dilakukan pengujian karena jika sediaan mempunyai banyak gelembung udara akan mempengaruhi hasil uji viskositas dan tampilan fisik pada sediaan gel (Maulidya et al., 2020). 

  Pada penelitian pembuatan gel kosmetik alami ini bahan baku utama yang digunakan yaitu ekstrak gama melon parfum. Penggunaan GMP sebagai bahan baku karena mempunyai senyawa volatil yang dapat mempengaruhi aroma manis melon GMP, meliputi terpenoid, ester, alkohol dan aldehida. Sedangkan senyawa yang mempengaruhi rasa pahit melon GMP yaitu kalsium, asam amino dan fenol serta adanya senyawa cucurbitacin B. 

Adanya aroma harum yang kuat dan rasa pahit menunjukkan adanya konsentrasi tinggi senyawa alami dalam profil fitokimia melon GMP, sehingga penggunaan melon GMP diarahkan pada industri kosmetik dan kesehatan (Wibowo et al., 2022). Selain itu, melon GMP mempunyai berbagai senyawa antioksidan seperti flavonoid dan asam askorbat (Zulfikar et al., 2019). 

Kosmetik gel melon GMP mengandung senyawa cucurbitacin yang dimanfaatkan sebagai antiaging, dan mengandung senyawa plavonoid, saponin dan terpenoid yang dapat bertindak sebagai antoksidan. Pada kulit, antioksidan 21 memiliki manfaat untuk kesehatan kulit seperti antiaging, perlindungan dari spesies oksigen reaktif (ROS) yang disebabkan stres oksidatif dan perlindungan dari UV (Haerani et al., 2018). Selain pemanfaatan ekstrak melon GMP pada kosmetik gel, juga dapat dibuat sebagai sediaan lotion, serum dan parfum. 

Serta juga berpotensi dijadikan pembuatan gel anti nyamuk, sebagaimana hasil penelitian Kristiani (2020) yang menyatakan adanya kandungan metabolit sekunder melon GMP seperti plavonoid, saponin dan terpenoid dapat merusak saluran pencernaan larva Aedes aegypti. Adanya melon GMP yang berpotensi sebagai bahan baku kosmetik alami, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun