Mohon tunggu...
Andi Megaretha
Andi Megaretha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya

Prepare for the Future. Wanna be a Nursing Lecturer.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penuhi Gizi dan Nutrisi Sejak Dini, Tuai Badan Sehat di Masa Tua Nanti!

22 Juni 2022   17:23 Diperbarui: 22 Juni 2022   18:09 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara tentang tubuh yang sehat, semua orang pasti menginginkannya. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang lebih memilih sakit daripada sehat. Menurut akal sehat manusia, setiap orang pasti menginginkan tubuh yang sehat, terutama di usia tua nanti.  

Namun, menjalani hidup sehat tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya pengetahuan gizi, faktor keuangan, dan malas melakukan aktivitas fisik.

Hal sekecil apapun yang telah kita lakukan sejak dini pasti akan kita tuai di masa tua, baik itu positif maupun negatif.  Jadi untuk mendapatkan tubuh yang sehat harus dimulai sejak dini. Sejak dini yang  dimaksud di sini adalah sejak kecil.

Dimana manusia pertama kali lahir ke dunia melewati fase yang disebut bayi, kemudian fase anak-anak, fase remaja, fase dewasa, dan fase lanjut usia. Berikut ini adalah sekilas pengetahuan mengenai pemenuhan nutrisi dan gizi fase bayi hingga fase lansia :

PEMENUHAN GIZI DAN NUTRISI PADA FASE BAYI

Pola makan dan pengayaan gizi bayi dapat diamati dari susu yang diberikan (ASI). ASI adalah makanan terbaik untuk bayi bila diberikan dalam jumlah yang cukup. Cukup dalam arti tidak kekurangan dan tidak pula berlebihan. 

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pokok bagi bayi usia 0-6 bulan. Karena ASI mengandung banyak vitamin, protein, dan karbohidrat. ASI tidak hanya menjadi makanan utama bayi, tetapi juga merupakan komponen gizi dan nutrisi lengkap bayi. Namun, ASI tidak selamanya menjadi makanan utama bayi. 

Tetapi setelah berusia 6 bulan, bayi perlu diberikan makanan tambahan atau disebut makanan selingan pada bayi. Makanan tambahan tersebut bisa berupa sari buah, Makanan lumat seperti bubur dan makanan yang bertekstur lembut sehingga lebih mudah dicerna oleh bayi.

Mengapa makanan tambahan perlu diberikan pada bayi ?

Menurut Persatuan Gizi Indonesia (Persagi: 1992), makanan tambahan untuk bayi setelah usia 6 bulan penting untuk tercapainya pemenuhan gizi dan nutrisi secara maksimal, melatih kemampuan bayi untuk menerima berbagai makanan yang masuk ke lambungnya, lalu Melatih kemampuan bayi untuk menelan dan mengunyah makanan yang bervariasi dengan tekstur yang  lembut.

Makanan tambahan sendiri memiliki nilai gizi yang lebih tinggi karena terdiri dari berbagai campuran bahan makanan. Seperti nasi tim danwortel yang dihaluskan menjadi satu akan mengandung lebih banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh bayi.

PEMENUHAN GIZI DAN NUTRISI PADA FASE BALITA

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemberian makan dengan gizi yang baik  pada balita adalah pasokan gula dan garam. Sebaiknya jangan gunakan gula dan garam dalam makanan bayi atau balita. Berikan sari buah-buahan segar untuk mendapatkan gula. 

Jika balita berusia di atas 1 tahun, sebaiknya batasi penggunaan gula dan garam. Boleh diberikan, tapi ukurannya harus dalam pengawasan orang tua, jumlah gula dan garam yang boleh diberikan untuk bayi di atas 1 tahun kurang dari 1 gram. 

Tentu saja, makanan bayi berbeda dari makanan orang dewasa baik dalam hal cara pemberian makan dan ukuran porsi makannya. Pada balita, makanan harus diberikan dalam jumlah kecil tetapi sering.

Secara umum, sumber energi yang perlu dikonsumsi balita setiap hari adalah karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral. Untuk mendukung tumbuh kembang balita sebaiknya diberikan susu agar tumbuh kembangnya dapat maksimal. Pemberian susu ini sebagai sumber kalsium, yang dibutuhkan adalah sekitar 350 ml / 12 ons per hari.

Jika ada makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi, tentunya ada juga makanan yang harus dihindari oleh balita diantaranya yaitu makanan berminyak, junk food, dan makanan yang tinggi pengawet dan pewarna. Contoh mie instan, hamburger, kentang goreng, dll.

Untuk memenuhi makanan balita disarankan untuk memasak sendiri. Memasak sendiri menjamin kualitas karena kita tahu bahan-bahan makanan yang digunakan, apakah higienis atau tidak, apakah dibuat dengan bahan-bahan segar atau tidak. Untuk setiap kilogram berat badan balita diperlukan asupan makanan 100 kkal. 

Asupan lemak juga perlu ditingkatkan selama masa ballita Karena lemak adalah struktur utama yang membentuk otak.

PEMENUHAN GIZI DAN NUTRISI PADA FASE ANAK

Pada tahap ini anak mulai aktif dan bisa memilih makanan yang disukainya. Peran orang tua dan guru pada masa anak-anak ini sangatlah penting untuk membimbing anak-anak dan memberi mereka pemahaman atau pendidikan sederhana tentang makanan yang baik dan buruk. 

Orang tua harus membiasakan anaknya makan makanan bergizi seperti sayur, buah, dan lauk pauk. Kemudian kebiasaan tersebut akan mempengaruhi pilihan anak ketika ingin memilih menu makanan yang disukainya. Anak-anak biasanya menyukai jajanan, terutama di sekolah. 

Hal ini dapat mempengaruhi nafsu makan anak, oleh karena itu orang tua perlu memantau pilihan makanan agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih makanan.

Pada usia 10-12 tahun, laki-laki membutuhkan lebih banyak makanan daripada anak perempuan karena kebutuhan anak-anak pada usia ini sudah dibagi berdasarkan jenis kelaminnya, dan anak laki-laki umumnya lebih banyak melakukan aktivitas fisik. 

Upaya-upaya penting untuk memelihara gizi anak meliputi pengelolaan gizi pada masa preantal, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir, pencegahan dini penyakit menular dengan cara imunisasi, dan aturan pola makan yang tepat dan benar.

PEMENUHAN GIZI DAN NUTRISI PADA FASE REMAJA

Umumnya, usia remaja adalah sekitar 10-19 tahun. Masa remaja adalah masa banyak gejolak, termasuk pertumbuhan fisik, psikologis, dan perilaku. Pada usia ini, beberapa anak perempuan sudah mengalami menstruasi dan membutuhkan lebih banyak protein dan zat besi dibandingkan usia sebelumnya. Perhatian lebih perlu diberikan pada kesehatan remaja.

Mengapa kita harus memperhatikan kesehatannya?

Hal ini karena mereka telah survive dari penyakit di masa anak-anak dan masalah kesehatannya akan berkaitan dengan proses menua jauh di masa depan. Remaja termasuk dalam kelompok rentan dalam hal kecukupan gizi akibat perubahan gaya hidup dan kebiasaan remaja, serta perubahan kebutuhan akibat kebutuhan fisik.

Masa remaja sangat membutuhkan energi yang lebih banyak untuk tumbuh dan berkembang karena memasuki masa pertumbuhan yang pesat. Kebutuhan  energi remaja dipengaruhi oleh energi basal, jenis kelamin, faktor aktivitas, dsb. Semua kebutuhan nutrisi meningkat pada masa remaja. 

Jumlah nutrisi yang dibutuhkan disesuaikan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yaitu Protein seimbang (1gr/kgBB/hari), mineral Fe dan Ca membutuhkan 800-1200mg/hari. Kebutuhan gizi dan nutrisi harus seimbang. Menu makanannya harus mencukupi semua zat gizi agar proses pertumbuhan dapat dilakukan secara optimal.

PEMENUHAN GIZI DAN NUTRISI PADA FASE DEWASA

Kebutuhan kalori orang dewasa mulai menurun pada usia 25 tahun, yang juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik harian, jenis kelamin, dan berat badan. Wanita dewasa masih mengalami menstruasi, sehingga orang dewasa masih membutuhkan asupan zat besi karena wanita dewasa akan kehilangan zat besi pada saat menstruasi. 

Selain menstruasi, beberapa wanita dewasa juga hamil, melahirkan, dan menyusui. Oleh karena itu, jumlah zat besi yang dikeluarkan juga harus sesuai dengan jumlah zat besi yang dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari.

selain zat besi, makanan kaya kalsium juga dibutuhkan di masa dewasa, karena kalsium berperan penting dalam tulang untuk meminimalkan terjadinya penipisan kalsium pada massa tulang di fase lansia. Meski sudah dewasa, namun disarankan juga minum susu untuk menguatkan tulangnya. 

Saat memilih makanan juga perlu mempertimbangkan makanan mana yang baik untuk dikonsumsi yaitu makanan rendah lemak, rendah kolesterol, makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. 

Makanan yang mengandung karbohidrat lebih kompleks seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan sayuran, menghindari alkohol, dan mengurangi asupan gula sangat dianjurkan untuk mencegah diabetes di usia berikutnya. 

Seiring bertambahnya usia, tingkat metabolisme tubuh juga mulai menurun pada usia 30 tahun. Beberapa tindakan penting untuk mencegah penyakit dapat dicapai melalui olahraga atau melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik harus diterapkan pada aktivitas sehari-hari, seperti menggunakan tangga daripada lift, dsb. 

Kegiatan olahraga harus dimulai dari fase anak-anak dan remaja untuk mengembangkan kebiasaan gaya hidup yang baik. Orang dewasa harus digalakkan untuk meningkatkan kebiasaan aktivitas fisik harian mereka bisa dengan olahraga selama minimal 30 menit sehari.

PEMENUHAN GIZI DAN NUTRISI PADA FASE LANSIA

Menurut World Health Organization (WHO), (2016) lansia dibagi menjadi usia pertengahan (45-59 tahun), usia lanjut (60- 74 tahun), usia tua (75-90 tahun), dan usia sangat tua (>90 tahun). Pada fase lanjut usia, penurunan tingkat metabolisme basal terlihat. Studi memperkirakan bahwa penurunan tingkat metabolisme basal pada lansia adalah sekitar 15-20%.

Menkonsumsi vitamin seperti vitamin E, D, C, A, asam folat, B1, dan B6 dibutuhkan pada fase lansia. Mengkonsumsi mineral dan zat besi juga dianjurkan pada fase lansi untuk meminimalisir terjadinya kekurangan mineral terutama mineral kalsium yang dapat menyebabkan kerapuhan tulang dan menyebabkan anemia.

Untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain, lansia membutuhkan asupan vitamin dan mineral yang cukup. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.

Nutrisi yang baik dapat memenuhi gizi yang dibutuhkan sel-sel kekebalan untuk melawan penyakit. Gizi yang cukup akan menghasilkan kesehatan yang optimal serta dapat meningkatkan kualitas hidup.

Oleh karena itu dengan memenuhi nutrisi dan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dengan baik sejak dini akan membawa dampak positif ketika kita sudah tua, yaitu dapat memupuk sistem kekebalan tubuh, dan meminimalisir terjadinya penyakit yang muncul seperti diabetes, hipertensi, stroke, dsb.

Referensi :

Damayanti, Didit, dkk. 2017. Gizi dalam Daur Kehidupan.

Mardalena, ida. 2016. Ilmu Gizi. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. 

Mardalena, ida. 20212. Dasar-Dasar Ilmu Gizi dalam Keperawatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun