Mohon tunggu...
Revka Andima Saputro
Revka Andima Saputro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa yang ceria dan aktif. Beraspirasi untuk menjadi versi terbaik dari dirinya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menjaga Keindahan Nusantara: Masa Depan Keanekaragaman Hayati Indonesia

2 Januari 2025   23:56 Diperbarui: 2 Januari 2025   23:56 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pusat Studi Satwa Primata (2019)

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia harus dilakukan sebagai upaya bersama dari berbagai pihak, baik dari pihak pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Salah satu upaya dari pemerintah berupa pembangunan koridor ekologis yang berfungsi untuk menghubungkan habitat-habitat yang terpisahkan akibat aktivitas manusia. Koridor ini berperan dalam meningkatkan paparan dan interaksi antar spesies untuk mendorong  pertukaran genetik dan meningkatkan ketahanan populasi terhadap ancaman eksternal. Selain itu, koridor ini efektif dalam memastikan sebuah spesies dapat melakukan kolonisasi, migrasi, dan mencegah inbreeding. Salah satu contoh dari penerapan koridor ekologis dapat dilihat di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor yaitu Koridor Ekologi Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Selain itu, upaya-upaya lainnya juga harus dilakukan untuk mencegah perdagangan Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) ilegal. Salah satunya adalah dengan cara memperketat regulasi dan penegakan hukum terkait perdagangan TSL.

Upaya lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah pengelolaan lingkungan yang dilakukan dengan metode klaster dengan pendekatan avoid, minimize, dan restore. Metode ini difokuskan pada pencegahan kerusakan habitat (avoid), pengurangan dampak negatif yang tidak dapat dihindari (minimize), dan pemulihan ekosistem yang telah terdegradasi (restore). Contoh avoid cluster dapat berupa pengembangan konservasi In Situ dan pengamanan serta perlindungan kawasan seperti pembangunan taman nasional yang ditunjukkan pada Gambar 3. Minimize cluster dapat diterapkan dengan menjaga persentase koefisien lahan terbangun dan melakukan rekayasa green infrastructure. Terakhir, pendekatan restore cluster dapat dilakukan dengan melakukan rehabilitasi/restorasi kawasan dan pemulihan ekosistem. Salah satu contoh metode ini yang berhasil dilakukan dapat dilihat dalam video “We Flooded a Forest” oleh Mossy Earth. Implementasi ketiga pendekatan ini secara terpadu dapat memitigasi dampak negatif pembangunan terhadap keanekaragaman hayati dan mengembalikan keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian alam. 


Gambar 3 Konservasi In Situ Taman Nasional Komodo Sumber: Info Publik.Id (2018) 
Gambar 3 Konservasi In Situ Taman Nasional Komodo Sumber: Info Publik.Id (2018) 

Pemerintah Indonesia juga turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengelolaan lingkungan secara global, seperti Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework yang menetapkan tujuan ambisius untuk membalikkan kehilangan keanekaragaman hayati pada tahun 2030 dan mencapai visi hidup selaras dengan alam pada tahun 2050 (Convention on Biological Diversity 2024). Framework ini dapat digambarkan melalui diagram pada Gambar 4. Selain itu, selaras dengan pandangan Rheza Maulana di Forum Bumi, 30 by 30 juga merupakan salah satu inisiasi global yang diikuti oleh Indonesia dalam Konferensi Keanekaragaman Hayati PBB. Konferensi ini bertujuan untuk melindungi 30% daratan dan lautan dunia pada tahun 2030 dan pembaruan undang-undang, serta penegakan hukum berbasis keterbaruan ilmu pengetahuan. 

Gambar 4 Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework Sumber: Land Portal (2023) 
Gambar 4 Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework Sumber: Land Portal (2023) 

Upaya pemerintah tidak hanya dilakukan dalam skala global, tetapi juga dilakukan pada skala nasional. Salah satu contohnya adalah dengan menyusun Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2025-2045. IBSAP ini akan berfungsi sebagai panduan strategis dalam melakukan konservasi biodiversitas dalam pembangunan nasional bersama dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 (SNRD Asia and The Pacific 2024). Rencana IBSAP ini adalah untuk melindungi ekosistem darat dan laut dengan pemantauan menggunakan Biodiversity Management Index. Rencana ini merupakan kolaborasi dari beberapa kementerian Indonesia dari KLHK, KKP, hingga BRIN. IBSAP juga selaras dengan inisiatif global seperti Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework dan SDGs sehingga seluruh solusi-solusi ini diharapkan dapat mengintegrasikan pembangunan dan pelestarian alam demi keberlanjutan masa depan keanekaragaman hayati, baik di Indonesia, maupun di dunia.

Upaya-upaya ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah dan lembaga swasta. Komunitas-komunitas dan aktivis lingkungan juga dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya pelestarian dan konservasi alam. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan edukasi terkait peran flora dan fauna dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu bentuk kegiatan ini seperti Forum Bumi yang diselenggarakan oleh Yayasan KEHATI dan National Geographic Indonesia. Setelah tingkat kesadaran terhadap alam sudah meningkat, masyarakat juga dapat berkontribusi dengan membantu dalam menjaga dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Pengelolaan lingkungan dan perlindungan satwa liar juga dapat dilakukan sebagai upaya konservasi oleh masyarakat. Menurut Revianti (2024), hal itu dikarenakan masyarakat memiliki hubungan yang mendalam dengan lingkungan melalui praktik-praktik tradisional yang berkelanjutan sehingga diharapkan peran masyarakat dapat berjalan dengan efektif.

Salah satu bentuk kegiatan lain dapat berupa inisiatif Biodiversity Warriors yang dipelopori oleh Yayasan KEHATI. Program ini mengumpulkan pemuda-pemuda untuk melestarikan keanekaragaman hayati secara langsung melalui kegiatan edukasi, penelitian, dan aksi lapangan (KEHATI 2024). Kegiatan ini merupakan salah satu contoh solusi berkelanjutan dengan menciptakan kesadaran akan pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia bagi generasi mendatang. Tentunya program-program lain sejenisnya juga perlu didukung dan dipublikasikan lebih banyak agar pemuda Indonesia semakin menghargai dan bisa ikut menjaga keanekaragaman hayati Indonesia.

Akademisi juga memainkan peran penting dalam pelestarian alam di Indonesia, dimana mereka bertindak sebagai ujung tombak dalam bidang peneliti dan pengembangan teknologi serta penemuan terkait metode termutakhir dalam melestarikan kekayaan alam. Salah satu contoh terbaru dapat dilihat dari hasil penelitian oleh peneliti dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University. Penelitian ini menghasilkan metode baru untuk menyelamatkan satwa langka dan melestarikannya agar terlindung dari kepunahan. Metode ini dikenal dengan istilah In Vitro atau bayi tabung dan telah berhasil dilakukan pada Badak Sumatera. Metode ini juga dapat dilakukan untuk menyelamatkan satwa langka lainnya yang dilindungi seperti harimau, anoa, dan satwa lainnya melalui penerapan teknologi tersebut (Aisyah 2024).

Penutup

Dengan demikian, kolaborasi antara pemerintah, lembaga swasta, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci kesuksesan dalam menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia secara berkelanjutan. Upaya kolektif ini tidak hanya melestarikan alam, tetapi juga memastikan kesejahteraan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Memahami pentingnya keanekaragaman hayati Indonesia adalah sebuah perjalanan yang panjang dan menantang. Akan tetapi, dibalik semua pembelajaran itu, didapatkan sebuah pesan penting yang harus kita pahami, bahwa alam itu sudah ada sebelum kita, maka kita harus menjaganya dan melestarikannya seakan-akan manusia tidak pernah mengganggunya. Dalam skala Indonesia, warisan dan budaya dari berbagai macam flora dan fauna yang ada harus selalu dijaga untuk menjadi ciri khas nusantara indah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun