Pendekatan ini membantu kita memahami pengarang sebagai bagian dari masyarakat. Contohnya, Pramoedya Ananta Toer melalui Tetralogi Buru menggambarkan bagaimana pengalaman pribadinya sebagai tahanan politik memengaruhi ideologi dan narasi dalam karyanya. Â
4. Menghubungkan Sastra dengan Pembaca Â
  Sosiologi sastra juga mempelajari bagaimana pembaca memaknai karya sastra. Novel Bumi Manusia karya Pramoedya, misalnya, diterima secara luas sebagai kritik terhadap penjajahan dan ketimpangan sosial, sehingga mampu membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan pembaca. Â
C. Pembagian Sosiologi Sastra Â
Sosiologi sastra dapat dibagi menjadi tiga pendekatan utama, yang semuanya dapat ditemukan dalam analisis karya sastra Indonesia:
1. Sosiologi Pengarang
  Pendekatan ini menganalisis latar belakang pengarang, seperti kondisi sosial, politik, dan budaya yang memengaruhi karyanya. Misalnya, Chairil Anwar, sebagai penyair angkatan '45, karyanya seperti Aku mencerminkan semangat kebebasan individu yang lahir dari suasana revolusi kemerdekaan Indonesia. Â
2. Sosiologi Karya Sastra
  Pendekatan ini berfokus pada isi karya sastra, seperti tema, karakter, dan alur, untuk memahami bagaimana karya tersebut mencerminkan kondisi sosial. Contoh yang relevan adalah novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis, yang menggambarkan konflik identitas antara tradisionalisme dan modernisme dalam masyarakat Indonesia pada masa kolonial. Â
3. Sosiologi Pembaca
  Pendekatan ini mempelajari penerimaan pembaca terhadap karya sastra. Contohnya, novel Dilan karya Pidi Baiq yang populer di kalangan remaja tidak hanya dilihat sebagai kisah cinta, tetapi juga dianggap mencerminkan gaya hidup dan dinamika sosial generasi muda Indonesia. Â