Sosiologi sastra adalah pendekatan yang mengkaji hubungan antara karya sastra dan masyarakat, terutama bagaimana sastra merefleksikan, dipengaruhi oleh, atau memengaruhi kondisi sosial tertentu. Di Indonesia, sosiologi sastra menjadi penting karena banyak karya sastra di negeri ini yang sarat dengan realitas sosial, politik, dan budaya. Artikel ini akan menjelaskan pengertian sosiologi sastra, fungsinya, serta pembagiannya dengan contoh-contoh dari karya sastra Indonesia. Â
A. Pengertian Sosiologi Sastra Â
Sosiologi sastra adalah cabang kajian sastra yang melihat karya sastra sebagai produk budaya yang erat kaitannya dengan masyarakat. Karya sastra dianggap tidak berdiri sendiri, melainkan dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik, dan budaya yang melingkupi pengarang, pembaca, dan masyarakat pada masanya. Â
Sebagai contoh, novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata menggambarkan realitas sosial masyarakat Melayu di Belitung, terutama dalam konteks pendidikan dan kesenjangan sosial. Karya ini tidak hanya menceritakan kisah inspiratif, tetapi juga mencerminkan perjuangan masyarakat kecil melawan keterbatasan ekonomi dan akses pendidikan. Â
B. Fungsi Sosiologi Sastra Â
Sosiologi sastra memiliki beberapa fungsi utama, di antaranya:Â Â
1. Menganalisis Hubungan Sastra dan Masyarakat
  Dengan pendekatan sosiologi sastra, kita bisa memahami bagaimana masyarakat memengaruhi karya sastra. Misalnya, novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari menggambarkan pergulatan masyarakat desa dengan peristiwa politik besar seperti tragedi 1965. Novel ini menyoroti bagaimana dinamika sosial dan politik memengaruhi kehidupan individu dan komunitas kecil. Â
2. Mengungkap Kritik Sosial
  Banyak karya sastra di Indonesia berfungsi sebagai kritik sosial. Sebagai contoh, puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono sering ditafsirkan sebagai ekspresi perasaan yang bebas dari formalitas, mencerminkan kerinduan akan kebebasan individu di tengah struktur masyarakat yang kaku. Â
3. Mengenal Peran Pengarang