Tingginya tingkat pendapatan yang dapat dibelanjakan juga dapat menimbulkan budaya berlebih-lebihan dan boros terutama dalam konsumsi pangan.
Tingkat pendapatan berkorelasi negatif dengan hilangnya pangan karena pendapatan yang tinggi menunjukkan kemampuan suatu negara untuk berinvestasi pada peralatan untuk mengurangi kehilangan pangan.
Faktor sosio-ekonomi di negara-negara berpenghasilan rendah seperti sistem pendidikan, akses masyarakat terhadap listrik dan kurangnya stabilitas politik juga berkorelasi negatif dengan kehilangan pangan.
Faktor-faktor di balik sampah makanan berkembang seiring berjalannya waktu. Bukti empiris dapat membantu pihak berwenang merancang strategi intervensi terbaik dan membuat prioritas yang sesuai.
Mereka dapat mendorong hubungan langsung antara petani dan konsumen untuk mengurangi perantara dan memperpendek rantai pasokan untuk meminimalkan limbah.
Namun, itu hanyalah satu sisi cerita. Ketika peringatan tidak mengubah perilaku kita secara drastis, kita perlu menerapkan tanggung jawab sosial terkait limbah makanan.