Negara-negara berkembang hanya memiliki sedikit kendali dan tidak adanya pengaturan kelembagaan yang memadai untuk mengelola proses tersebut telah menimbulkan ketidakstabilan yang signifikan dalam perekonomian internasional dengan akibat yang sangat buruk bagi negara-negara berkembang.
Hal ini telah menjadi sumber ketidakstabilan baru baik di pasar produk maupun keuangan. Hal ini sudah terlihat jelas pada krisis ekonomi yang terjadi di negara-negara Asia Timur beberapa tahun yang lalu. Â
Faktor baru ini telah memperparah masalah dan kini menjadi lebih kompleks karena keterhubungan perekonomian global semakin hari semakin luas. Â Â
Sebanyak 350 korporasi yang penjualan gabungannya mencapai sepertiga dari total Produk Nasional Bruto (GNP) dunia industri merupakan tiang raksasa dalam struktur kapitalisme dunia dan dengan demikian mereka memasuki sumber baru ketidakstabilan perekonomian nasional di masing-masing negara. Â
Bahkan saat ini belum ada cara yang efektif untuk melindungi produksi dalam suatu negara jika perusahaan transnasionalnya mulai terguncang. Â Akibatnya, 80 negara yang mencakup sepertiga penduduk dunia semakin terpinggirkan dan selama 20 tahun terakhir pangsa perdagangan global negara-negara berkembang turun dari 0,8 menjadi 0,4 persen. Â
Akhirnya 3 miliar orang hidup dengan kurang dari $2 per hari dan 1,2 miliar orang hidup dengan kurang dari $1 per hari. Â
Tingkat kemiskinan yang mengerikan ini terus berlanjut meskipun terjadi peningkatan kekayaan global yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu abad terakhir.
Aliran modal baru yang masuk telah mengubah total karakter kelas masyarakat. Saat ini yang dipasarkan hanyalah barang-barang yang memenuhi kebutuhan mereka yang memiliki daya beli tinggi.
Keuntungan yang diperoleh di bidang-bidang tersebut cenderung lebih tinggi hingga menciptakan kesan pertumbuhan dan kemakmuran sementara kebutuhan sebagian besar penduduk diabaikan atau terabaikan. Â
Akibatnya, globalisasi hanya menguntungkan orang-orang yang mampu melakukan hal tersebut namun peluangnya sangat kecil bagi mereka yang tidak memiliki sumber daya, tidak berpendidikan dan mereka yang mencari nafkah melalui kegiatan produksi tradisional. Â
Jadi di satu sisi, globalisasi telah membawa inovasi teknologi luar biasa seperti email dan penerbangan yang mengubah bumi dan penduduknya menjadi sebuah 'desa global' namun pada saat yang sama, praktik permodalan dan polarisasi ideologi dunia sebagian besar telah hilang. Â