Negara merasa sulit untuk mengakomodasi semua tuntutan mereka. Kelompok-kelompok sosial yang tidak puas akan menggunakan identitas mereka untuk mendapatkan bagian yang lebih besar dari sumber daya negara. Â
Filosofi dasar yang mendasari reformasi ekonomi adalah bahwa negara tidak lagi menjadi agen aktif pembangunan namun menjadi fasilitator bisnis korporasi.
Pada penghujung tahun delapan puluhan, fase globalisasi yang intensif dimulai terutama karena adanya kebutuhan mendesak dari negara-negara maju untuk menyalurkan peningkatan volume surplus modal ke negara-negara kurang berkembang atau terbelakang dalam bidang manufaktur, real estate, ekstraksi bahan mentah, sektor keuangan, dan lain-lain.
Antara tahun 1980 dan 1990, jumlah modal yang ditanamkan secara langsung di luar negeri meningkat hampir tiga kali lipat. Kapitalisme global telah menghasilkan teknologi komunikasi baru yang memungkinkan terjadinya lompatan nyata dalam tingkat komunikasi dan pertukaran data. Â
Informasi kini dapat ditransfer lebih cepat dalam jumlah besar dan arus informasi, uang, dan manusia secara global meningkat dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Â
Revolusi ilmu pengetahuan yang terjadi baru-baru ini khususnya di bidang teknologi informasi dan liberalisasi ekonomi telah berkontribusi dalam mempercepat proses globalisasi ke depan. Â
Dalam hal ekonomi, pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) merupakan pencapaian penting menuju integrasi ekonomi dunia yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan meningkatkan standar hidup di seluruh belahan dunia. Â
Selain itu, teknologi informasi elektronik merupakan bagian tak terpisahkan dari instrumen keuangan baru yang banyak di antaranya memiliki kekuatan teknis yang jelas melampaui protokol regulasinya.
Sebagai akibat dari perkembangan teknologi tersebut khususnya di sektor elektronik, transportasi dan komunikasi, telah terjadi proliferasi inovasi ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang sangat mempengaruhi semua bidang kehidupan manusia dan khususnya proses pembangunan di negara-negara dunia ketiga.
Di kawasan ini proses globalisasi telah meningkatkan kerentanan negara-negara Dunia Ketiga yang sedang dalam proses integrasi ke dalam perekonomian dunia.Â
Seperti yang diilustrasikan oleh krisis keuangan baru-baru ini, liberalisasi keuangan termasuk aliran keuangan yang bersifat spekulatif dan tidak stabil.