Mohon tunggu...
Andi Firmansyah
Andi Firmansyah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang pendidik yang bertugas di Tanjung Balai Karimun Prov. Kepri Aktif menulis di beberapa forum yang berkaitan dengan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Orang Tua, Anak, Kita dan Panti Jompo

2 Agustus 2015   14:56 Diperbarui: 2 Agustus 2015   17:06 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Untuk apa Bang?”tanya si PNS.

“ Biar Abang tau Panti Jompo itu seperti apa. Jadi nanti kalau ayah sudah tua, giliran Abang yang akan membawa ayah ke tempat itu…”

Sejenak si PNS tertegun. Dia kemudian menghentikan langkahnya. Sembari menatap si anak dalam-dalam, dia pun mulai meneteskan air matanya. Di raut wajahnya tampak sekali penyesalan yang teramat dalam hingga akhirnya..

“Ayolah Bang.. Mari kita bawa kakek kedalam.”

RENUNGAN KITA HARI INI :

Fenomena seperti cerita diatas munkin saja masih terjadi pada sebagian kita yang terlalu sibuk dengan kompetisi kehidupan sehingga melupakan makna kasih sayang. Lihatlah betapa Panti Jompo selalu ramai oleh para orang tua yang mirisnya masih mempunyai anak-anak yang sanggup mengurusnya.

Kebanyakan selalu berlindung dibalik pernyataan bahwa orang tua tersebut akan mendapatkan perlakuan dan perawatan yang lebih baik ketimbang dirumah yang belum tentu dapat mereka lakukan ditengah kesibukan mereka mengejar materi. Karena toh kalaupun di rumah, pasti tugas tersebut tetap saja akan di emban oleh pembantu rumah tangga yang belum tentu dapat mengurus orang tua tersebut dengan baik.

Lantas bagaimana cara kita mencurahkan perhatian dan kasih sayang terhadap orang tua tersebut? Ada yang mengatakan, toh kami setiap minggu akan mengunjunginya ke Panti Jompo. Jadi walaupun kami tidak dapat setiap hari memperhatikan dan mencurahkan kasih sayang padanya tapi setidaknya kami masih punya waktu seminggu sekali di sela-sela kesibukan kami. Dan pada saat itu pasti kita juga akan turut membawa buah hati kita kan? Lantas kita akan selalu menjawab pertanyaan si kecil yang bertanya mengapa kakek neneknya berada disini dengan mengatakan seperti pernyataan di awal bahwa mereka akan mendapat perawatan yang lebih baik tanpa kita sadar, bahwa kita telah menanamkan ke alam bawah sadarnya bahwa suatu saat kelak hal seperti inilah yang harus dilakukannya pada kita…

Kalau suatu saat anak-anak kita bakal sukses juga seperti kita sehingga kita paling tidak mendapat Panti jompo yang lumayan elit karena anak kita mampu mmembayarnya. Tapi bagaimana kalau anak-anak kita ternyata hidupnya tak sesukses kita? Sehingga mereka mungkin tak mampu menempatkan kita di Panti jompo elit atau malah tidak sanggup menempatkan di Panti jompo kelas melati sekalipun. Lantas kemana kita mau dibuang????

Beruntung kalau kta hidup di negara Singapura yang pemerintahnya masih perduli dengan orang tua jompo untuk di karyakan(bisa jadi ini perintah Lee Kuan Yew yang juga sudah jompo sehingga tak mau teman-teman seangkatannya terlunta-lunta karena tidak diperhatikan oleh anaknya yang sibuk mengejar uang untuk membayar tagihan dan pajak yang tinggi di negara tersebut) sehingga kita tidak perlu terlalu bergantung kepada anak kita walaupun sekedar mengelap kaca di instansi-instansi milik pemerintah.

Tapi kita hidup di Indonesia. Yang tak punya orang tua jompo yang disegani seperti Lee Kuan Yew. Yang presidennya selalu ganti sebelum jompo. Ada dulu presiden yang memerintah sampai jompo tapi kemudian dihujat karena dianggap memelaratkan orang indonesia dan sekarang malah dikenang-kenang setelah dia meninggal sampai keluar buku terbarunya(Untold Stories of Presiden Suharto) yang katanya masih lebih baik ketimbang presiden kita sekarang yang hampir mendekati jompo juga..    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun