Lalu, saya pergi, membawa berbagai macam pertanyaan dan kebingungan.
Sampai hari kemarin, jawaban itu akhirnya saya peroleh. Minggu, 25 September 2005, Jakarta. Saya menghadiri resepsi pernikahan kawan lama. Orang nomor satu itu muncul ketika saya sedang menghabiskan bebek panggang dan kambing guling porsi ke tiga. Jarak kami hanya lima atau enam meter saja. Saya terpaku. Diakah orangnya, si RI-1? Tidak terkesan angker dan tak tercium bau menyan. Saya pun mendengar derap langkahnya yang menandakan orang itu bukan trik kamera atau hollogram.
Untuk memuaskan rasa penasaran, saya berlari mendekat dengan membawa dua tutup panci, menembus barisan Paspampres yang siap mati. Saya berhasil mendekatinya.
Kata saya, “Jadi, elo yang namanya SBY?”
Dan memang benar, beliau SBY.
Maka, “Daaaaaannnngggg!”
Bandung, 29 September 2005