Mohon tunggu...
Andi Nurroni
Andi Nurroni Mohon Tunggu... Administrasi - Ayah dua anak, tinggal di Pangandaran

Menulis di waktu senggang

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Pak Prabowo, Please Angkat Komeng Jadi Mendag

20 Februari 2024   09:34 Diperbarui: 20 Februari 2024   09:34 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Komeng menjadi Mendag, kecerdikan yang dia miliki dalam memilih positioning mudah-mudahan bisa membantu Indonesia yang hari ini belum banyak bicara di panggung perdagangan dunia.

Kasus dijegalnya sawit Indonesia di Eropa, banjirnya produk tekstil China di dalam negeri, hingga kebijakan impor beras, hanya sedikit contoh kelemahan Indonesia dalam memainkan positioning dalam perdagangan global.

Product-Market Fit
Indikasi awal kesuksesan sebuah usaha ditandai dengan adanya kecocokan antara produk yang ditawarkan dengan target pasar. Dalam kasus Komeng, sang komedian menawarkan diri sebagai penyejuk di tengah panasnya tensi politik pemilu. Komeng menjadi jeda humor yang membawa kebahagiaan bagi pemilih, termasuk bagi para panitia penyelenggara.

Sekali lagi, hal ini bukan kebetulan. Lihatlah pose nyeleneh Komeng di kertas suara. Dia sengaja memantaskan diri untuk dipilih sebagai seorang humoris yang menghibur.

Sebagai sebuah produk bisnis, Komeng hadir di waktu yang tepat bagi orang-orang yang membutuhkan.  Di tengah tidak populernya calon-calon lain, Komeng datang sebagai kejutan yang tidak bisa ditolak.

Terbukti, Komeng menjadi figur paling dikenal oleh pemilih dalam deretan 54 calon senator yang bersaing mewakili Jawa Barat. Gerakan memilih Komeng berlangsung secara organik dan spontan (uhuy) di TPS-TPS di Jawa Barat.

Ketepatan Komeng dalam merancang "product-market fit" ini mudahan-mudahan bisa membantu Indonesia yang sering kali gegabah dalam mendesain produk.

Sebut saja produk nikel yang jadi polemik. Anjloknya harga nikel dunia yang kini mengancam keberlangsungan industeri tersebut, seolah tidak bisa diprediksi oleh para penggagas kebijakan.

Belum lagi masalah-masalah yang ditimbulkan, seperti ramainya kehadiran TKA, isu kerusakan lingkungan serta isu keselamatan kerja. Hal tersebut menunjukan Indonesia belum pandai dalam mendesain produk-produk andalannya.

Marketing Gerilya, Tekan Biaya Produksi
Dalam dunia bisnis, salah satu cara meningkatkan profit adalah dengan menekan biaya produksi. Hal itulah yang dilakukan Komeng.

Dia tidak menghabiskan modal jor-joran untuk marketing konvensional seperti memasang pagar baliho atau iklan-iklan berbiaya mahal di internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun