"Aku ...."
"Kau sungguh tak ingat apa-apa?"
"Eh?" Aya mendongak. Tatapan mereka sempat bertemu sampai akhirnya Aya kembali menunduk.
"Kau tuli?"
Aya mengepalkan tangan. Albiru benar-benar tak ada bosannya membuat Aya darah tinggi.
"Telingaku normal, dan aku bukannya tak ingat apa-apa, aku hanya tak tahu apa pun. Aku tersesat di sini, dan aku mau pulang!"
Albiru bersedekap, lalu menyandarkan bahu di pintu.
"Lalu kenapa kau malah di sini?"
"Karena aku butuh bantuanmu." Aya memalingkan wajah. Agak gengsi mengatakannya.
"Kau masih ingat syaratnya, 'kan?"
Aya mengangguk.
"Sebelum itu, apa kamu tahu kenapa aku bisa ada di sungai itu?"
"Tentu." Albiru menjawab setelah beberapa saat terdiam.
"Bisa tolong jelaskan padaku?"