Aya mengangguk setuju.
Begitu mereka sampai, Winter membawa Aya ke kamar tamu lalu memberikan Aya pakaian yang lebih layak yang sebelumnya dia minta pada pelayannya.
"Mandi, lah, dan ganti pakaianmu. Yang itu terlihat tidak nyaman."
"Kau baik sekali. Terima kasih, ya." Aya tersenyum cerah. Mengambil pakaian itu lalu bergegas masuk kamar. Ini kali pertamanya akan mandi setelah dua hari berada di tempat asing ini.
Winter balas tersenyum. Hatinya menghangat melihat senyum Aya. Dia berharap, adiknya lekas sembuh dan tumbuh menjadi gadis yang baik, dan juga ... cantik. Seperti Aya.
****
Setelah menjamu Aya dengan sedikit makanan, Winter mengantar gadis itu ke kamar adiknya. Dia ingin memperkenalkan Aya kepada adiknya, tapi sebelum ia sempat melakukan niatnya, Ibunya tiba-tiba memanggilnya lewat salah seorang pelayan.
"Ada apa, Ibu?" tanyanya begitu sampai di rumah kaca milik Ibunya.
"Siapa gadis itu?"
"Hanya seorang teman."
"Lalu kenapa sampai dilayani layaknya seorang kekasih?"
"Maksud Ibu apa?"