Albiru menendang ranjang hingga ranjang itu roboh, lalu sedetik setelahnya terkejut sendiri. Mengapa dirinya jadi menggila begini hanya karena seorang perempuan?
"Menggila karena dia? Tidak mungkin." Albiru berucap demikian, tapi kakinya tak berhenti menendang apa pun yang dilewatinya dengan murka.
Di sisi lain, Aya berhasil keluar setelah beberapa waktu memerhatikan isi rumah Albiru yang nampak kuno. Betapa terkejutnya Aya begitu menyaksikan orang-orang yang lewat depan rumah Albiru juga memakai pakaian aneh, sama seperti dirinya dan Albiru.
Sebenarnya ini di mana? Mau dibilang prank juga tidak mungkin mengingat tidak ada kamera. Lagi pula, desa ini terlihat seperti ketinggalan teknologi. Tidak ada motor, apalagi mobil. Yang Aya lihat hanya beberapa orang lelaki yang menunggangi kuda dengan pedang di pinggang. Diantaranya membonceng perempuan. Ada pula kereta kuda yang mirip seperti kereta kuda bangsawan dalam drama.
'Delia, Angel, atau siapa pun itu, kalian benar-benar terniat' batin Aya. Sejauh ini, dia masih mengira seseorang membuangnya di tempat antah berantah ini. Padahal tidak seperti itu. Kenyataannya, dia tiba di tempat ini dengan cara yang tak pernah dia duga sebelumnya.
________
Bersambung ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H