4. Penggunaan Zat Terlarang sebagai Pemicu Kekerasan: Penelitian ini juga menemukan bahwa penggunaan zat terlarang, termasuk narkoba dan alkohol, menjadi pemicu perilaku agresif. Sebagian besar tindakan kekerasan yang dilakukan oleh informan terjadi saat mereka berada di bawah pengaruh zat-zat ini.
5. Rendahnya Pengawasan dan Dukungan dari Keluarga: Faktor risiko lain yang ditemukan adalah rendahnya pengawasan dan perhatian dari orang tua terhadap aktivitas anak. Kurangnya dukungan ini memungkinkan anak-anak memasuki lingkungan yang tidak sehat dan semakin meningkatkan risiko perilaku kriminal.
6. Pendidikan Rendah sebagai Faktor Risiko Tambahan: Rendahnya tingkat pendidikan juga mempengaruhi keterbukaan terhadap pengaruh lingkungan yang buruk, terutama ketika informan tidak lagi bersekolah dan menghabiskan lebih banyak waktu di lingkungan yang rentan.
Kesimpulan Umum
Penelitian ini menyimpulkan bahwa beberapa faktor risiko seperti kekerasan dalam keluarga, lingkungan yang tidak sehat, penggunaan zat terlarang, dan kurangnya pendidikan saling terkait dalam mempengaruhi individu untuk menjadi pelaku kekerasan. Faktor-faktor ini menciptakan pola kekerasan antar generasi yang sulit diputus tanpa intervensi yang tepat. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pendekatan yang komprehensif untuk pencegahan, termasuk pendidikan keluarga, intervensi psikososial, dan pengawasan yang lebih baik untuk memutus siklus kekerasan antar generasi.
Â
ANALISIS KEBERFUNGSIAN INTELIJEN PEMASYARAKATAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN PEREDARAN NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA MATARAM
Ihlas Asror, Lauditta Indahdewi, Meitisa Vanya Simajuntak Â
Journal of Correctional Studies, Volume 01, No. 02, Tahun 2024 Â
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki dua tujuan utama:
1. Menganalisis peran dan fungsi Intelijen Pemasyarakatan dalam mencegah peredaran narkotika di Lapas Kelas IIA Mataram. Hal ini mencakup bagaimana unit intelijen melaksanakan tugas-tugas pencegahan melalui pengumpulan informasi, pengawasan, dan deteksi dini terhadap aktivitas yang berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban di lapas.
2. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi oleh Intelijen Pemasyarakatan dalam menjalankan tugasnya, khususnya dalam upaya pencegahan peredaran narkotika. Kendala ini bisa berupa keterbatasan sumber daya, infrastruktur, dan dukungan sistem dari pihak internal dan eksternal yang mempengaruhi efektivitas intelijen.
B. Rumusan Masalah Penelitian