Mohon tunggu...
Tulis Ansa
Tulis Ansa Mohon Tunggu... Administrasi - Setiap kesulitan pasti ada kemudahan

Siapapun yang ingin menjadi teman saya dengan cara follow akun ini dengan senang akan saya follow balik 😊 kita sama-sama belajar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: "Gelang Hantu Bule" (Horor Komedi) Part 3

26 September 2020   09:38 Diperbarui: 26 September 2020   09:41 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kata abang tadi kan kita ikuti jalan yang ada tanda tali berwarna merah." Jawabku.

"Iya." Tambah Heri.
Juki pun memeriksa jalan kedua tersebut, ternyata benar ada tanda jalan tali berwarna merah dan satunya jalan tali berwarna Kuning.

"Kuy, tanda jalan yang berwarna merah disebelah kiri." ucap Juki. Ketika kami hendak menuju jalan tersebut. Heri terdiam sejenak melihat kearah tanda di kedua jalan tersebut.

"Tunggu, Bukannya jalan arah ini tandanya tali berwarna Kuning ya." Ucap Heri terlihat bingung. "dan jalan itu talinya berwarna Merah." Tambahnya dengan menunjuk tali jalan arah kanan.

Kuperhatikan lagi tanda itu dengan teliti. Apa yang dikatakan Heri ternyata salah.

"Ah, Masak sih, tanda jalan ini berwarna Kuning kok."Pukas Juki. Kemudian melihat tali itu dengan seksama untuk kedua kalinya.

"Aduh Pak Ustad, suasana sekarang memang tidak begitu terang, tapi sinar bulan itu masih cukup membuat kita dapat membedakan warna kok meski tidak begitu jelas. Pukas Doni. Kali ini Doni sependapat dengan Juki. Ya memang warnanya yang benar adalah begitu.
Heri pun melepas kacamatanya untuk mengocok matanya dan ia pakai kembali dan ia pun masih terlihat heran, mungkin warna yang dilihat masih sama seperti yang ia katakan sebelumnya.

"Ayo kita jalan, biar cepat sampai." Juki pun memulai langkah kakinya untuk memasuki jalan tersebut. Suasana senyap dan kabut asap pun mulai terasa, kali ini kabutnya semakin tebal. Heri yang masih terlihat tidak percaya apa yang dilihatnya kudekati dan ku pegang bahunya.

"Sepertinya aku yang salah tadi." Ucap Heri dengan pelan dengan tersenyum.

"Wajarlah Her, kita sekarang berada ditempat asing dan gelap." Kataku memberikan keyakinan kepada Heri. Tak teganya rasanya jika ingin mengejek Heri, Ia orang yang paling sopan dan ramah diantara kami. Setelah berjalan cukup lama Kemudian langkah kami terhenti.

"Kenapa mas." Tanyaku dibelakangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun